Rasa Takutmu, Jalan Surgamu

RASA TAKUTMU, JALAN SURGAMU.

Hidup kedepan bagaimana jalan ceritanya, tidak ada seorangpun yang tahu pasti seperti apa. Semua masih misteri, yang hanya diketahui oleh Sang Pemilik Kehidupan.

Dari sini, muncullah rasa takut dan kekhawatiran di benak manusia. Takut miskin, takut menderita, takut sakit, takut mati, takut kelaparan, takut ditinggalkan dan segunung rasa takut akan banyak hal.

Ketahuilah, semua rasa takut akan semakin menyiksa, saat bukan Allah sandaran-Mu menjalani hidup. Rasa khawatir semakin menguasai jiwa, ketika goyah keyakinanmu akan Allah dan bukan Allah tempat berserahmu.

Rasa takut semakin memenjarakan akalmu, hingga kamu tidak lagi mampu membedakan yang haq dan bathil, saat dunia labuh sorot pandangmu memaknai hidup.

Takdir sudah dituliskan-Nya dengan sebaik-baik perhitungan. Memelihara rasa takut hanya membuang waktu tanpa faedah. Takutmu yang berhasil engkau hadapi secara berani dan engkau lawan dengan tauhid yang benar adalah jalan lurusmu meraih ridha-Nya.

Jadilah pemberani, raih surgamu..

Rasa Takutmu, Jalan Surgamu

Doa Nabi Sulaiman dan kisah di baliknya

doa Nabi Sulaiman dan kisah di baliknya yang perlu kita ketahui

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjNjusQhK03koJE6N_Cnb8SyGlxQWL9uWPOHdIHlIIpzv6cbdPnTxo-7A1fhWV055eT82YkOsqU-RbnFwJDfA2P09gLLRWTsSaSoZ0Pc6b9y4sWARLEZWdJVfxgXxw3JQeU9l34NYoMEIG1/s0/Doa+Nabi+Sulaiman+dan+kisah+di+baliknya.JPG

Seperti diketahui, dalam agama Islam Nabi merupakan tokoh penting yang menjadi contoh tauladan bagi umat muslim. Terutama 25 Nabi utusan Allah yang mempunyai berbagai kisah kehidupan bermakna yang bisa menjadi pelajaran.

Bukan hanya kisahnya, doa-doa dari para Nabi juga dapat memberikan ilmu dan teladan yang baik bagi umat muslim untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah. Salah satu doa Nabi yang bisa diteladani adalah doa Nabi Sulaiman.

Nabi Sulaiman merupakan salah satu dari sekian Nabi pilihan Allah yang mendapatkan mukjizat berharga, yaitu kemampuan mengerti bahasa hewan. Banyak kisah dari Nabi Sulaiman dengan para binatang yang mempunyai makna kebaikan yang bisa menjadi tauladan.
Seperti Doa Nabi Sulaiman saat bertemu dengan seekor semut. Ini merupakan salah satu kisah yang cukup populer dan sarat makna yang dalam. Di mana pada kisah ini, Nabi Sulaiman mendengar tulusnya doa semut yang meminta hujan pada Allah. Kemudian Nabi Sulaiman turut berdoa dan mensyukuri anugerah yang diberikan Allah padanya.

Bukan hanya doa Nabi Sulaiman, kisahnya dengan semut ini sangat menarik untuk disimak. Terdapat beberapa makna kebaikan yang bisa dipelajari dari kisah ini. Selain itu, dengan menyimak doa Nabi Sulaiman dan kisahnya bersama semut juga bisa membantu meningkatkan iman islam kepada Allah Sang Pencipta dan Pemilik seluruh alam semesta.

Dilansir dari NU Online, berikut kami merangkum doa Nabi Sulaiman dan kisah di baliknya yang perlu kita ketahui.

Seperti yang telah disebutkan, bahwa doa Nabi Sulaiman termasuk salah satu doa nabi yang tercantum dalam kitab Suci Al Quran. Dalam Quran Surat An Naml ayat 19, Nabi Sulaiman berdoa kepada Allah :

 فَتَبَسَّمَ ضَاحِكًا مِّن قَوْلِهَا وَقَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِىٓ أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ ٱلَّتِىٓ أَنْعَمْتَ عَلَىَّ وَعَلَىٰ وَٰلِدَىَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَٰلِحًا تَرْضَىٰهُ وَأَدْخِلْنِى بِرَحْمَتِكَ فِى عِبَادِكَ ٱلصَّٰلِحِينَ 

Fa tabassama ḍāḥikam ming qaulihā wa qāla rabbi auzi'nī an asykura ni'matakallatī an'amta 'alayya wa 'alā wālidayya wa an a'mala ṣāliḥan tarḍāhu wa adkhilnī biraḥmatika fī 'ibādikaṣ-ṣāliḥīn.
Artinya: Maka dia tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dan dia berdoa: "Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh."

Dari doa Nabi Sulaiman tersebut, dapat dipahami sebagai ungkapan rasa syukur sekaligus doa agar terus menyukuri nikmat dan anugerah yang diberikan Allah kepada Nabi Sulaiman. Pada doa tersebut, Nabi Sulaiman juga memohon kemudahan untuk mengerjakan amal kebaikan yang diridhoi Allah serta memohon agar selalu dimasukkan ke dalam golongan hamba Allah yang saleh.

Kisah Nabi Sulaiman dengan Semut Doa Nabi Sulaiman yang tercantum dalam QS. An Naml ayat 19 tersebut berasal dari sebuah kisah yang cukup populer. Tidak lain adalah kisah Nabi Sulaiman yang bertemu dengan semut saat sedang memohon rahmat hujan dari Allah.

Dalam riwayat Imam Ibnu Abu Hatim, diceritakan Nabi Sulaiman ‘alaihissalam keluar dari istana untuk meminta hujan kepada Allah. Kemudian tiba-tiba Nabi Sulaiman bertemu dengan seekor semut yang berbaring dengan punggung menghadap ke atas dan semua kaki diangkat kea rah langit. Pada saat itu, semut sedang memanjatkan doa kepada Allah : “Ya Allah, sesungguhnya kami adalah salah satu dari makhluk-Mu. Kami sangat memerlukan guyuran air (hujan)-Mu. Jika Kau tidak mengguyuri kami (dengan air hujan-Mu), Kau akan membuat kami binasa.”

Mendengar doa yang dipanjatkan oleh seekor semut tersebut, kemudian Nabi Sulaiman berkata : “Pulanglah, sudah ada (makhluk lain) selain kalian yang berdoa meminta hujan.

Hadist riwayat lain juga menjelaskan hal yang sama, bahwa Nabi Sulaiman menanggapi doa semut yang memohon hujan pada Allah. Pada hadist riwayat Ghalib bin Abdullah, dari al-Suddi, Nabi Sulaiman berkata: “Kembalilah, sungguh telah dikabulkan untuk kalian doa (meminta hujan yang dipanjatkan) oleh selain kalian (semut).”

Tidak jauh berbeda pada riwayat Abdurrazzaq, dari Ma’mar, dari al-Zuhri, di mana Nabi Sulaiman mengatakan pada para sahabatnya : “Pulanglah, sungguh telah ada yang memintakan hujan untuk kalian. Sesungguhnya semut ini telah berdoa meminta hujan, kemudian doanya dikabulkan.”

Dari doa Nabi Sulaiman dan kisahnya dengan seekor semut tersebut dapat dipelajari beberapa makna kebaikan. Dari kisah di atas dapat dipahami bahwa makhluk sekecil semut juga mempunyai peranan besar dalam kehidupan. Bisa jadi, rahmat hujat yang diturunkan Allah merupakan hasil dari ibadah dan doa semut yang dipanjatkan kepada Allah. Bukan hanya itu, semut juga senantiasa bertasbih dan menyembah Allah sebagai Penciptanya.

Di satu sisi, sebagai makhluk kecil semut sering kali mendapat kesengsaraan dari manusia. Namun dari sikap semut yang senantiasa berdoa kepada Allah, menunjukkan bahwa manusia merupakan makhluk yang lalai. Manusia lebih sering berbuat dosa daripada beramal, lebih sering menuntut daripada mohon ampun, dan lebih sering meminta dari pada memberi. Berbeda dengan semut yang selalu berdoa dan memohon perlindungan Allah dari hukuman yang perbuatan dosa manusia. Ini menjadi teladan yang baik bagi manusia untuk selalu berbuat baik dan berdoa kepada Allah.

Doa Nabi Lain yang Tercantum dalam Al Quran Selain doa Nabi Sulaiman tersebut, terdapat beberapa doa Nabi lainnya yang tercantum dalam Al Quran. Beberapa doa Nabi ini juga mengandung makna kebaikan yang bisa menjadi contoh teladan bagi manusia.

1. Doa Nabi Adam
“Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang merugi” (QS Al-A’raf, 23).

2. Doa Nabi Nuh
“Ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlingdung kepada-Mu untuk memohon kepada -Mu sesuatu yang aku tidak mengetahui (hakikatnya). Kalau Engkau tidak mengampuniku, niscaya aku termasuk orang yang merugi” (QS Hud, 47).

“Ya Tuhanku, tempatkanlah aku pada tempat yang diberkahi dan Engkau adalah sebaik-baik pemberi tempat” (QS Al-Mu’minun, 29).

“Ya Tuhanku, ampunilah dosaku dan (dosa) kedua orang tuaku dan siapapun yang memasuki rumahku dengan beriman laki-laki dan perempuan. Dan jangan lah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kehancuran” (QS Nuh, 28).

3. Doa Nabi Ibrahim
“Ya Tuhan kami, terimalah (amal) dari kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui” Ya Tuhan kami, jadikanlah kami orang yang berserah diri kepada-Mu, dan anak cucu kami, umat yang berserah diri kepada-Mu dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara melakukan ibadah kami dan terimalah taubat kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Penerima tobat, Maha Penyayang” (QS Al-Baqarah, 127-128).

4. Doa Nabi Hud
“Sesungguhnya aku bertawakal kepada Allah Tuhanku Tuhanmu. Tidak satupun makhluk bergerak yang bernyawa melainkan Dialah yang memegang ubun-ubunnya (menguasainya). Sungguh, Tuhanku di jalan yang lurus” (QS Hud, 56).

5. Doa Nabi Luth
“Ya Tuhanku selamatkanlah aku dan keluargaku dari yang mereka perbuat” (QS Al-Syu’ara’ 169).

“Ya Tuhanku, tolonglah aku (dengan menimpakan adzab) atas golongan yang berbuat kerusakan itu. (QS Al-Ankabut 30)

6. Doa Nabi Yusuf
“Wahai Tuhan, Pencipta langit dan bumi, Engkaulah pelindungku di dunia dan akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan muslim dan gabungkanlah aku dengan orang-orang shaleh” (QS Yusuf 101).

7. Doa Nabi Syuaib
“Pengetahuan Tuhan kami meliputi segala sesuatu. Hanya kepada Allah kami bertawakal. Ya Tuhan kami, berilah keputusan antara kami dan kaum kami dengan hak. Engkaulah pemberi keputusan terbaik” (QS Al-A’raf, 89).

8. Doa Nabi Musa
“Ya Tuhanku, lapangkanlah dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuanku dari lidahku, agar mereka mengerti perkataanku” (QS Thaha, 25-28).

“Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menzalimi diriku sendiri, maka ampunilah aku. Maka Dia (Allah) mengampuninya, sungguh, Dia, Allah, Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang. Ya Tuhanku..! Demi nikmat yang telah Engkau anugerahkan kepadaku, maka aku tidak akan menjadi penolong bagi orang-orang yang berdosa” (QS Al-Qashash 16-17).

9. Doa Nabi Ayyub
“Ya Tuhanku, anugerahkanlah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan agar aku mengerjakan kebajikan yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang shaleh” (QS Al-Naml, 19).

10. Doa Nabi Yunus
“Tidak ada tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zalim” (QS Al-Anbiya’ 87).

11. Doa Nabi Zakaria
“Ya Tuhanku, berilah aku keturunan yang baik di sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa” (QS Ali Imran, 38).

12. Doa Nabi Ya’qub
“Hanya kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku. Dan aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui” (QS Yusuf, 86).

Mangkuk Kayu

kisah kakek dan cucunya


Ada kisah tentang kakek dan cucunya. Si kakek hampir buta dan tuli. Lututnya selalu gemetar. Setiap duduk di meja makan, sulit bagi si kakek mengangkat sendok. Dan Sup yang disendoknya sering kali tertumpah di meja, dan taplak meja pun basah akibatnya.

Anak laki lakinya serta menantunya menganggap hal itu menjijikkan. Kemudian Diam-diam mereka tergoda untuk menempatkan orang tua mereka di tempat terpisah.

Sang Kekek diberi tempat di pojok, dekat perapian. Makanan utamanya selalu diantar tempat itu dalam mangkuk tanah liat.

Cuma sedikit makanan yang bisa ditampung di mangkuk itu dan si kakek tampak sedih setiap kali menatap meja makan. Matanya berlinang-linang.
Baca Juga:
  • Rahmat Allah Swt yang tidak ternilai
  • Agar Mendapat Rahmat Dari Allah
  • Asal Usul Ayat Seribu Dinar
  • Suatu hari tangannya gemetar dahsyat. Mangkuk yang dipegangnya terpental di lantai. Remuk berkeping-keping.

    Menantu perempuannya yang tak ramah itu memarahinya habis-habisan. Kini ia harus makan dengan mangkuk kayu. Ya, mangkuk kayu. Apa boleh buat.

    Suatu hari, cucunya yang baru berumur empat tahun bermain di lantai dengan potongan-potongan kayu.

    Ayah dan ibu si anak bertanya, apa yang sedang dilakukannya. Si bocah pun dengan polos menjawab….

    “Aku membuat tempat makanan dari kayu, untuk ayah dan ibu kelak bila sudah tua.”

    Rahmat Allah Swt yang tidak ternilai

    Rahmat Allah Swt yang tidak ternilai salah satunya adalah hujan.


    Ya, air yang turun dari langit tersebut merupakan kunci kehidupan semua makhluk yang ada di bumi. Air yang begitu suci tersebut juga sebagai bukti keagungan Allah Swt yang menciptakan hujan dengan proses begitu ajaib.

    Berdasarkan penelitian sains, proses terjadinya hujan begitu rumit karena terlebih dahulu dimulai dari menguapnya air laut yang kemudian ditampung di awan hingga diproses sedemikian rupa dan turunlah air hujan dengan segala kesuciannya.

    Ayat Al-Qur'an Tentang Kemurahan Allah Memberi Rezeki
    Di dalam Al-Qur'an, Allah Swt berulang kali menyebut hujan sebagai penegasan bahwa air dari langit tersebut merupakan tanda-tanda kebesaran-Nya. Salah satunya yang terdapat dalam QS. Al-Furqan ayat 48,

     وَهُوَ ٱلَّذِىٓ أَرْسَلَ ٱلرِّيَٰحَ بُشْرًۢا بَيْنَ يَدَىْ رَحْمَتِهِۦ ۚ وَأَنزَلْنَا مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءً طَهُورًا 

    wa huwallażī arsalar-riyāḥa busyram baina yadai raḥmatih, wa anzalnā minas-samā`i mā`an ṭahụrā
    "Dialah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar gembira dekat sebelum kedatangan rahmat-nya (hujan); dan Kami turunkan dari langit air yang amat bersih,"

    Menurut Prof. Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Misbah, kata tahuraa yang terdapat dalam QS. Al-Furqan ayat 48 tersebut mengacu pada air yang turun dari langit (hujan) saat pertama kali terbentuk.

    Saat itu, air hujan merupakan air yang sangat bersih, mulia, bebas kuman, dan polusi. Meski seiring dengan perkembangan zaman dan banyaknya partikel-partikel polusi di langit, air hujan tetaplah air yang sangat suci dan menyucikan.

    Sementara di ayat lainnya, Allah Swt menegaskan betapa ajaibnya air hujan. Dalam Surah Al-Anfaal ayat 11 Allah Swt berfirman

     إِذْ يُغَشِّيكُمُ ٱلنُّعَاسَ أَمَنَةً مِّنْهُ وَيُنَزِّلُ عَلَيْكُم مِّنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءً لِّيُطَهِّرَكُم بِهِۦ وَيُذْهِبَ عَنكُمْ رِجْزَ ٱلشَّيْطَٰنِ وَلِيَرْبِطَ عَلَىٰ قُلُوبِكُمْ وَيُثَبِّتَ بِهِ ٱلْأَقْدَامَ 

    iż yugasysyīkumun-nu'āsa amanatam min-hu wa yunazzilu 'alaikum minas-samā`i mā`al liyuṭahhirakum bihī wa yuż-hiba 'angkum rijzasy-syaiṭāni wa liyarbiṭa 'alā qulụbikum wa yuṡabbita bihil-aqdām
    "(Ingatlah), ketika Allah menjadikan kamu mengantuk sebagai suatu penenteraman daripada-Nya, dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk mensucikan kamu dengan hujan itu dan menghilangkan dari kamu gangguan-gangguan syaitan dan untuk menguatkan hatimu dan mesmperteguh dengannya telapak kaki(mu)."

    Oleh sebab itu, kita sebagai orang yang beriman wajib bersyukur atas karunia yang diberikan Allah Swt berupa hujan tersebut.

    Wallahu a'lam, Bissawab.

    Keutamaan Ayat Kursi dan Mannfaatnya

    Keutamaan Ayat Kursi dan Mannfaatnya jika dibaca setiap hari

    Ayat Kursi disebut Ubay bin Ka'ab sebagai ayat paling utama dalam Alquran.

    Ayat Kursi merupakan bagian dari surat Al-Baqarah, yaitu surat kedua di dalam Alquran, dan merupakan ayat ke-255 dari surat Al-Baqarah. Dalam sebuah hadits diriwayatkan oleh Ubay bin Ka'ab, Ayat Kursi merupakan ayat paling utama di dalam Alquran. Pada bacaan Ayat Kursi berisi tentang keesaan Allah serta kekuasaan Allah yang mutlak. Di setiap kalimat pada bacaan Ayat Kursi mengandung banyak sekali arti dan makna tentang keutamaan dan manfaatnya. Dengan membaca ayat ini, maka akan memengaruhi jiwa dan keimanan hidup kita.

    Manfaat melantunkan Ayat Kursi erat kaitannya dengan mendapatkan perlindungan dari Allah SWT. Dengan kita sering membacakan Ayat Kursi dalam kehidupan, maka hidup akan menjadi lebih berkah dan berada dalam lindungan Allah serta tidak terjerumus ke dalam kemaksiatan. Dalam suatu riwayat, Rasulullah SAW bertanya kepada Ubiy bin Ka'ab tentang ayat yang paling utama dalam Alquran, "Ayat apa yang paling utama di dalam Alquran?" Kemudian Ubay bin Kai menjawab, "Ayat paling utama dalam kitabullah adalah Ayat Kursi."

    Dan Rasulullah SAW menepuk dada Ubay dengan pelan sambil berkata, "Wahai Abu Mundzir semoga engkau selalu bahagia dengan ilmu yang engkau miliki." (HR Muslim).

    Ayat Kursi sebagai ayat yang paling agung di dalam Alquran karena di dalamnya terdapat nama Allah yang paling agung, yaitu pada kalimat Al Hayyu dan Al Qayyum.

    Berikut ini bacaan Ayat Kursi yang disebut sebagai ayat paling agung dalam Alquran.


    "Allahu laa ilaaha illaa huwal hayyul qoyyuum, laa ta'khudzuhuu sinatuw walaa naum. Lahuu maa fissamaawaati wa maa fil ardli man dzal ladzii yasyfa'u 'indahuu illaa biidznih, ya'lamu maa baina aidiihim wamaa kholfahum wa laa yuhiithuuna bisyai'im min 'ilmihii illaa bimaa syaa' wasi'a kursiyyuhus samaawaati wal ardlo walaa ya'uuduhuu hifdhuhumaa wahuwal 'aliyyul 'adhiim."

    Artinya:
    "Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya), tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar"

    Keutamaan Ayat Kursi

    1. Merupakan ayat yang paling agung dalam Alquran
    Seperti dalam riwayat Rasulullah SAW yang bertanya kepada Ubiy bin Kai tentang ayat yang paling utama dalam Alquran. Rasulullah bertanya kepada Ubay bin Kai, "Ayat apa yang paling utama di dalam al Quran?", kemudian Ubay bin Kai menjawab, "Ayat paling utama dalam kitabullah adalah Ayat Kursi."

    Dan Rasulullah SAW menepuk dada Ubay dengan pelan sambil berkata, "Wahai Abu Mundzir semoga engkau selalu bahagia dengan ilmu yang engkau miliki." (HR Muslim).

    Ayat Kursi sebagai ayat yang paling agung di dalam Alquran karena di dalamnya terdapat nama Allah yang paling agung yaitu pada bait Al Hayyu dan Al Qayyum.

    2. Keagungan Ayat Kursi melebihi langit dan bumi
    Seperti dalam sabda Rasulullah yang berbunyi: "Tidakkah Allah menciptakan langit dan bumi melebihi agungnya Ayat Kursi, (karena di dalam Ayat Kursi tersebut telah mencakup nama dan sifat Allah)."

    Arti dari nama Ayat Kursi

    Dalam memaknai nama "Kursi", terdapat perbedaan dari para ulama dalam memaknainya. Akan tetapi sebenarnya perbedaan-perbedaan tersebut saling menguatkan pendapat satu dengan lainnya.

    Adapun pendapat-pendapat tersebut yaitu sebagai berikut:
    1. Ayat Kursi diartikan sebagai sebuah ruangan yang sangat besar di mana kapasitasnya mampu melebihi langit dan bumi.
    2. Ayat Kursi diartikan sebagai pemerintahan, kekuasaan, serta kerajaan yang dimiliki Allah SWT.
    3. Ayat Kursi diartikan sebagai ilmu yang merupakan salah satu sifat Allah Ta'alaa, dan dengan ilmu tersebut maka Allah mampu mengatur seluruh ciptaan-Nya.
    4. Ayat Kursi juga diartikan sebagai simbol keagungan dan kebesaran Allah SWT.

    Dari 4 makna tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa makna dari kata "Kursi" pada ayat tersebut merupakan suatu pondasi kebijakan atau hukum-hukum Allah SWT, serta sebagai sebuah simbol dari kekuasaan yang dimiliki-Nya. Dengan turunnya ayat tersebut, maka akan dapat memberikan petunjuk atas sifat-sifat Ketuhanan Allah SWT secara mutlak.

    Sejarah Ayat Kursi
    Ketika Allah akan menurunkan Ayat Kursi ke bumi kepada Nabi Muhammad dengan perantara malaikat Jibril disertai 70.000 malaikat, langit dan bumi serta seluruh alam semesta dan seisinya menyambut dengan penuh kehormatan.

    Diriwayatkan ketika Ayat Kursi diturunkan, bumi menjadi gempar dan terjadi gempa di seluruh dunia. Turunnya Ayat Kursi ini disertai dengan terjadinya gemuruh yang dahsyat. Bahkan mahkota para raja-raja terlepas dan tertanggal dari kepalanya sampai jatuh ke tanah. Selain manusia yang megalami kegemparan, setan juga ikut gempar dan kocar-kacir berlarian menghadap iblis yang juga ketakutan. Kemudian raja iblis akhirnya memerintahkan para setan untuk mencari sumber datangnya gempa bumi atau gemuruh.

    Setelah sampai ke tempat turunnya Ayat Kursi yang ternyata di berikan langsung oleh malaikat Jibril ke Nabi Muhammad yang disertai 70 ribu malaikat, hal ini membuat gentar dan ketakutan para setan. Dengan turunnya Ayat Kursi ini akan membuat kaum muslimin mendapatkan manfaat dan perlindungan yang kuat dari Allah. Hal ini secara otomatis dapat menghalangi niat setan untuk menggoda manusia dan mengajak dalam jalan yang sesat.

    Asal Usul Ayat Seribu Dinar


    Menurut suatu riwayat, ada salah seorang hartawan bermimpi dalam tidurnya didatangi seorang lelaki dan berkata, “Beramallah dengan hartamu sebanyak seribu dinar kepada fakir miskin yang banyak berkeliaran meminta-minta.” Karena mimpi ini berulang-ulang kali dialaminya, maka dilaksanakanlah amanat sesuai mimpi itu, yaitu memberi sedekah kepada fakir miskin sebanyak seribu dinar.

    Pada suatu malam dia bermimpi pula bahwa lelaki itu datang lagi kepadanya dan mengajarkan beberapa kalimah ayat-ayat Al-Quran (ayat-ayat yang tersebut di atas) dan dianjurkannya agar dibaca dan diamalkan pagi dan petang, maka Allah akan melepaskan dirinya dari bahaya yang akan menimpa.

    Setelah hartawan itu bangun dari tidurnya, ia memikirkan dengan penuh perhatian, apa yang ia dapati dalam mimpinya seolah-olah ada hubungannya dengan mimpi terdahulu.
    Maka dengan tidak ragu-ragu dibacanya dan diamalkannya, karena kalimah-kalimah itu adalah ayat ayat Al Quran yang tidak diragukan lagi kebaikannya.

    Tidak lama kemudian hartawan itu berada dalam suatu perjalanan laut menumpang sebuah kapal layar, membawa barang dagangannya. Setelah kapal itu berada di tengah-tengah laut yang luas, bertiuplah angin kencang yang sangat dahsyat, gelombang semakin besar, kapal terombang-ambing. Para penumpang merasa cemas dan takut.

    Hari mulai malam dan hujan turun dengan lebatnya. Tetapi si hartawan tetap tenang mengharap pertolongan Allah sambil membaca ayat ayat yang didapatnya dalam mimpinya. Nahkoda dan awak kapal berusaha sekuat tenaga untuk menyelamatkan kapal dan para penumpangnya, tetapi keadaan semakin bertambah dahsyat. Kapal terhempas di atas sebuah batu karang dan akhirnya pecah.

    Di saat penumpang tidak sadar karena mabuk kapal penuh air dan tidak dapat diselamatkan lagi, namun anehnya si hartawan yang mengamalkan ayat tadi, telah terdampar di tepi pantai bersama dengan barang dagangannya. Demikianlah khasiat ayat yang didapatnya dari mimpinya karena dia beramal seribu dinar, lalu ayat itu disebut dengan “Ayat seribu dinar”
    Video bacaan ayat Seribu Dinar

    Berikut bacaan Ayat Seribu Dinar
    Al Qur’an Surah At – Talaq ayat 2-3 :

     وَمَن يَتَّقِ ٱللَّهَ يَجۡعَل لَّهُ ۥ مَخۡرَجً۬ا (٢) وَيَرۡزُقۡهُ مِنۡ حَيۡثُ لَا يَحۡتَسِبُ‌ۚ وَمَن يَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسۡبُهُ ۥۤ‌ۚ إِنَّ ٱللَّهَ بَـٰلِغُ أَمۡرِهِۦ‌ۚ قَدۡ جَعَلَ ٱللَّهُ لِكُلِّ شَىۡءٍ۬ قَدۡرً۬ا (٣)

    “Wa mayyattaqillaa ha yaj-‘al lahuu makhraja – wa yarzuqhu min haitsu laa yahtasib – wa mayyatawakkal ‘a- lallaahi fahuwa hasbuh – innallaaha baalighu amrihi – qad ja ‘a lallaahu li kulli syai in-qadra”

    Artinya:
    “Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya diberi-Nya kelapangan dan diberi-Nya rezeki yang tidak diduga-duga. Siapa yang bertawakkal kepada Allah, niscaya dijamin-Nya, sesungguhnya Allah sangat tegas dalam perintah-Nya dan Dialah yang mentakdirkan segala sesuatu.”

    Semoga bermanfaat