Jalan Rezeki yang Disebutkan Dalam Al-Quran

Jalan Rezeki yang Disebutkan Dalam Al-Quran

https://goo.gl/q4GzhP

MANUSIA seringkali melihat rezeki hanya persoalan uang yang dihasilkan dari jerih payah dia bekerja, padahal rezeki Allah itu teramat luas. Dikutip dari Persis.or.id, dalam Al-Quran, setidaknya disebutkan ada 8 jalan rezeki yang Allah berikan untuk hamba-hambanya. Apa sajakah itu?

1. Rezeki Yang Telah Dijamin
“Tidak ada satu mahluk melatapun yang bergerak di atas bumi ini yang tidak dijamin Allah rezekinya” (Q.Surat Hud : 6)
Contoh : Meskipun seorang anak yatim piatu tidak memiliki orangtua, namun ia akan tetap hidup sampai besar dirawat panti asuhan atau diadopsi oleh keluarga lain.

2. Rezeki Karena Usaha
“Tidaklah manusia mendapatkan apa-apa kecuali apa yang dikerjakannya” (Q. An Najm :39)
Contoh : Karena keuletan dalam usaha, kini bangsa Turki bisa makmur, padahal alamnya tidak begitu kaya.

3. Rezeki Karena Bersyukur
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu” (Q.S. Ibrahim: 7)
Contoh : Brunei Darusalam baru-baru ini menerapkan syariat islam sebagai rasa syukur kepada Allah atas nikmatNya, maka mereka kini menemukan ladang gas baru kapasitas miliaran kubik.

4. Rezeki Tak Terduga
Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan menjadikan baginya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya” (QS. At Thalaq :2)
Contoh : Karena ketaqwaan penduduk Mekkah dan Madinah, siapa sangka minyak dan gas berada di bawah tanah Hijaz (Arab Saudi).

5. Rezeki Karena Istighfar
“Beristighfarlah kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, pasti Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan memperbanyak harta” (Q.Surat Nuh : 10-11)
Contoh : Kaum Nabi Yunus, setelah mereka bertobat maka Allah karuniakan kemakmuran bagi mereka sampai 40 tahun, riwayat lain mengatakan 80 tahun lamanya.

6. Rezeki Karena Menikah
“Dan nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di antara kamu, dan juga orang-orang yang layak dari hamba sahayamu baik laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, maka Allah akan memberikan kemapanan kepada mereka dengan karunia-Nya.” (QS. an-Nur : 32)
Contoh : Ketika masih bujangan, Abdurrahman bin Auf r.a hanya seorang penjual tali, namun setelah menikah ia menjadi pengusaha besar owner pasar Madinah.

7. Rezeki Karena Anak
“Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut miskin. Kamilah yang akan menanggung rezeki mereka dan juga (rezeki) bagimu.” (QS. al-Isra : 31)
Contoh : Yakub waktu mudanya hijrah dari rumahnya dan menjadi pengembala kambing, setelah menikah dan memiliki 12 anak, justru kambing-kambingnya juga makin bertambah banyak.

8. Rezeki Karena Sedekah
“Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (infak & sedekah), maka Allah akan melipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipatan yang banyak” (QS. Al Baqarah : 245)
Contoh : kedermawanan Utsman bin Affan r.a hingga kini masih ada warisannya dan tabungannya masih tersimpan di no. rekening Bank syariah Arab Saudi.

Jenis Rezeki dari Allah yang Disebutkan Dalam Al-Quran


Jenis rezeki Allah dalam Al-Quran antara lain: rezeki yang telah di jamin, rezeki karena telah berusaha, rezeki karena bersyukur, dan selengkapnya dalam artikel ini.

Allah SWT memberikan rezeki kepada makhluknya dari berbagai macam cara yang telah ditakar dan ditentukan oleh-Nya. Jadi, setiap makhluk memiliki rezeki masing-masing yang mana telah ditetapkan.
Rezeki adalah penghidupan dari semua hal yang bermanfaat dan berguna untuk makhluk. Rezeki juga berarti anugrah yang diberikan Allah kepada makhluk-Nya. Setiap manusia dan seluruh makhluk hidup di jamin rezekinya oleh Allah. Sebagaimana termuat dalam Surat Ar Rum Ayat 40:

اللَّهُ الَّذِي خَلَقَكُمْ ثُمَّ رَزَقَكُمْ ثُمَّ يُمِيتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيكُمْ هَلْ مِنْ شُرَكَائِكُمْ مَنْ يَفْعَلُ مِنْ ذَلِكُمْ مِنْ شَيْءٍ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ

“Allah-lah yang menciptakanmu, kemudian memberimu rezeki, kemudian mematikanmu, kemudian menghidupkanmu (kembali).”
“Adakah di antara yang kamu sekutukan dengan Allah itu yang dapat berbuat sesuatu dari yang demikian itu? Maha sucilah Dia dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan”. (QS. Ar-Rum ayat 40).

Pada penjabaran ayat di atas, Allah SWT telah memberi rezeki, telah menghidupkan manusia, mematikannya dan menghidupkan kembali. Nah, adapun berbagai jenis rezeki yang diberikan oleh Allah, dimana akan membantu kita lebih bersabar dalam menghadapi hidup dan selalu berhusnudzan kepada-Nya.

Jenis Jenis Rezeki dari Allah

1. Rezeki Yang Telah Dijamin

Allah SWT telah menciptakan alam semesta ini beserta makhluk-makhluk-Nya baik itu manusia, hewan, tumbuhan dan masih banyak lagi. Oleh karena itu, Allah SWT menjamin rejeki semua makhluk-Nya agar bisa hidup untuk menjalankan tugas masing-masing.

وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا

Yang artinya:
“Tidak ada satu makhluk melatapun yang bergerak di atas bumi ini yang tidak dijamin ALLAH rezekinya.” (Surah Hud : 6).

2. Rezeki Karena Berusaha

Allah SWT memperintahkan kita untuk menjalankan kewajiban ibadah, selain itu Allah memberikan fasilitas yang kita butuhkan untuk menjalankan ibadah melalui rezeki yang didapatkan dengan berusaha.
Sebagaimana firman Allah dalam surat Ali-Imran ayat 145:

وَمَنْ يُرِدْ ثَوَابَ الدُّنْيَا نُؤْتِهِ مِنْهَا

Yang artinya:
“Barang siapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu.” (QS. Ali Imran ayat 145).

3. Rezeki Karena Bersyukur

Dengan selalu bersyukur kepada-Nya, Allah SWT akan menambah rezeki setiap manusia yang bersyukur. Hal ini sesuai yang disebutkan dalam Al-Quran.

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

Yang artinya:
“Dan (ingatlah juga) tatkala Tuhanmu memaklumkan ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim ayat 7).

4. Rezeki Karena Bertakwa (Rezeki yang tidak terduga)

Rezeki tidak ada kaitanya dengan hukum sebab-akibat, Nah, rezeki disini mirip dengan rezeki makhluk-Nya, hanya orang-orang tertentu yang menerimanya yaitu orang bertakwa. Hal ini disebutkan dalam Al-Quran dalam surat At-thalaq Ayat 2-3:

‎وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا( ) وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ

Yang artinya:
“Barangsiapa yang bertakwa kepada ALLAH nescaya Dia akan menjadikan baginya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya.” (Surah At-Thalaq : 2-3).

5. Rezeki Karena Istighfar

Islam juga mengajarkan kepada umatnya melalui amalan agar doanya dapat segera dikabulkan. Juga memanjatkan doa agar rezeki semakin lancar dan berlimpah.
Islam mengajarkan kepada umatnya untuk memperbanyak istighfar, memohon ampunan kepada Allah dengan ikhlas dan bersungguh-sungguh. Karena melalui amalan ini, Allah SWT akan memberikan rezeki yang berlimpah sebagaimana termuat dalam surat Nuh Ayat 10-12.

فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا . يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا . وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا

Yang artinya:
“Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan melimpahkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (QS. Nuh ayat 10 – 12).

6. Rezeki Karena Menikah

Allah akan membukakan pintu rezeki bagi orang yang menikah, Allah akan menolong setiap orang yang menikah karena ingin menjaga kesucian dirinya.

وَأَنْكِحُوا الْأَيَامَىٰ مِنْكُمْ وَالصَّالِحِينَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَائِكُمْ ۚ إِنْ يَكُونُوا فُقَرَاءَ يُغْنِهِمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ ۗ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

Yang artinya:
“Dan nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di antara kamu, dan juga orang-orang yang layak dari hamba sahayamu baik laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, maka ALLAH akan memberikan kecukupan kepada mereka dengan kurnia-Nya.” (Surah An-Nur : 32).

7. Rezeki Karena Anak

Setelah menjalani  proses ijab kabul dalam akad nikah, setiap pasangan akan menjadi keluarga dan kemudian dikaruniai anak.
Dari dalam kandungan, seorang anak sudah membawa rejekinya masing-masing. Dengan hadirnya seorang anak, tidak menambah beban kedua orangtuanya melainkan akan menambah rezeki kedua orangtuanya. Sebagaimana disebut dalam Al-Quran.

وَلَا تَقْتُلُوا أَوْلَادَكُمْ خَشْيَةَ إِمْلَاقٍ ۖ نَحْنُ نَرْزُقُهُمْ وَإِيَّاكُمْ ۚ إِنَّ قَتْلَهُمْ كَانَ خِطْئًا كَبِيرًا

Yang artinya:
“Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu kerana takut miskin. Kamilah yang akan menanggung rezeki mereka dan juga (rezeki) bagimu.” (Surah Al-Israa’ : 31).

8. Rezeki Karena Sedekah

Setiap orang yang mensedekahkan sebagian hartanya dijalan Allah, Allah akan mendatangkan rezeki yang berlimpah dan keberkahan dalam hidupnya. Karena harta yang di sedekahkan akan menambah kebaikan dan berkembang berlipat ganda sebagaimana disebutkan dalam surat Al-Baqarah ayat 245.

مَنْ ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضَاعِفَهُ لَهُ أَضْعَافًا كَثِيرَةً ۚ وَاللَّهُ يَقْبِضُ وَيَبْسُطُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ

Yang artinya:
“Siapakah yang mahu memberi pinjaman kepada ALLAH, pinjaman yang baik (infak & sedekah), maka ALLAH akan melipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipatan yang banyak.” (Surah Al-Baqarah : 245).

Demikian, penjelasan mengenai jenis-jenis rezeki dari Allah. Semoga Bermanfaat!

Hamba Allah yang Terbaik Menurut Al-Qur'an

11 Karakteristik Hamba Allah yang Terbaik Menurut Al-Qur'an

https://goo.gl/q4GzhP

Perintah Allah Ta'ala dalam Al Qur'an telah banyak menyerukan kepada hamba-Nya agar menjadi pribadi yang bertakwa . Allah Ta'ala telah memberikan banyak kunci dan jalan agar seorang muslim menjadi muttaqin (orang yang bertakwa). Antara lain dengan perintah menjalankan syariat Allah dengan kaffah (menyeluruh), misalnya berpuasa di bulan Ramadan.
Firman Allah Ta'ala :

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (Al Baqarah ; 183).

Pribadi yang bertakwa inilah pribadi terbaik yang diinginkan Allah Ta'ala. Dan, para Rasul hingga orang beriman terus mengejar predikat sebagai hamba terbaik. Telah banyak hamba Allah yang terbaik yang telah mendahului kita. Mereka dari kalangan nabi, orang-orang shidiq, para syuhada’, dan orang-orang saleh .

Lantas, apakah kita, manusia yang hidup di akhir zaman ini, masih memiliki peluang untuk menjadi hamba yang dikasihi dan dicintai oleh Allah subhanahu wata’ala? Ketahuilah, Allah subhanahu wata’ala tidak akan pernah membiarkan hamba-Nya dalam kebingungan dan kesulitan, selama ia bersungguh-sungguh ingin menggapai ridha-Nya. Dan sesunggguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan. Pada setiap masalah, Allah subhanahu wata’ala siapkan solusi.

Allah subhanahu wata’ala berjanji dalam firman-Nya,

فَاِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًاۙ  

“Maka sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan.” (QS. Al-Insyirah: 5)

Lalu, bagaimana cara menjadi hamba Allah yang terbaik? Menjadi hamba Allah yang terbaik, karakternya dijelaskan dalam Surat al-Furqan ayat 63 – 74. Karakter-karakter tersebut, disebutkan sebagai berikut :

1. Tawadhu’, tenang, dan bermartabat
Hamba yang dicintai Allah Subhanahu wa ta’ala adalah kaum beriman yang berkarakter tawadhu’, beradab, tenang dalam bersikap, dan tetap bermartabat di tengah kehidupan sosial.
Allah Ta'ala berfirman,

وَعِبَادُ الرَّحْمٰنِ الَّذِيْنَ يَمْشُوْنَ عَلَى الْاَرْضِ هَوْنًا  

“Adapun hamba-hamba Dzat Yang Maha Pengasih itu adalah orang-orang yang berjalan di bumi dengan rendah hati.” (QS. Al-Furqan: 63)

2. Mengabaikan sikap orang jahil
Bagaimana cara menyikapi jika diajak bicara oleh orang jahil tentang hal-hal yang tidak bermanfaat, mengundang maksiat, atau bahkan menyesatkan? Caranya dengan tidak menggubris pembicaraan mereka. Menjauhkan diri dari kerumunan mereka.  Orang-orang jahil tetap harus didakwahi supaya kembali ke jalan yang benar. Pelaksananya adalah orang yang memiliki kemampuan untuk mendakwahi mereka. Namun jika bukan dalam rangka mendakwahi mereka, atau tidak memiliki kemampuan untuk mendakwahi mereka, sikap yang paling tepat adalah menjaga lisan dan mengabaikan obrolan mereka. Menolak kejahatan mereka dengan kebaikan atau cara yang baik.
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,

وَّاِذَا خَاطَبَهُمُ الْجٰهِلُوْنَ قَالُوْا سَلٰمًا

“Dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka (dengan kata-kata yang menghina), mereka mengucapkan ‘salam.’” (QS. Al-Furqan: 63)

Dalam ayat lain Allah subhanahu wata’ala juga berfirman,

وَاِذَا سَمِعُوا اللَّغْوَ اَعْرَضُوْا عَنْهُ وَقَالُوْا لَنَآ اَعْمَالُنَا وَلَكُمْ اَعْمَالُكُمْ ۖسَلٰمٌ عَلَيْكُمْ ۖ لَا نَبْتَغِى الْجٰهِلِيْنَ

“Dan apabila mereka mendengar perkataan yang buruk, mereka berpaling darinya dan berkata, ‘Bagi kami amal-amal kami dan bagimu amal-amal kamu, semoga selamatlah kamu, kami tidak ingin (bergaul) dengan orang-orang bodoh.’” (QS. Al-Qashash: 55)

3. Semangat salat malam
Kekasih Allah Subhanahu wa ta’ala sangat paham kenapa mereka tidak ingin meninggalkan salat malam. Ada banyak sekali keutamaan shalat malam dalam al-Quran dan hadis shahih.
Allah subhanahu wata’ala berfirman,

وَالَّذِيْنَ يَبِيْتُوْنَ لِرَبِّهِمْ سُجَّدًا وَّقِيَامًا
“Dan orang-orang yang menghabiskan waktu malam untuk beribadah kepada Tuhan mereka dengan bersujud dan berdiri.” (QS. Al-Furqan: 64)

4. Sungguh-sungguh menjauhi azab
Hamba Allah yang terbaik sangat takut jika Allah Ta'ala menimpakan azab kepada mereka. Sehingga mereka sangat sungguh-sungguh dalam menjauhi segala bentuk perbuatan yang menjadi sebab datangnya azab.
Allah Ta'ala berfirman,

وَالَّذِيْنَ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَا اصْرِفْ عَنَّا عَذَابَ جَهَنَّمَۖ اِنَّ عَذَابَهَا كَانَ غَرَامًا ۖ
Dan orang-orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, jauhkan azab jahannam dari kami, sesungguhnya azabnya itu adalah kebinasaan yang kekal".(QS. Al-Furqan: 65)

5. Semangat berinfak
Ibadurrahman adalah hamba beriman yang bijaksana dalam berinfak. Mereka semangat berinfak, namun tidak berlebihan juga tidak pelit.
Allah subhanahu wata’ala berfirman,

وَالَّذِيْنَ اِذَآ اَنْفَقُوْا لَمْ يُسْرِفُوْا وَلَمْ يَقْتُرُوْا وَكَانَ بَيْنَ ذٰلِكَ قَوَامًا
“Dan orang-orang yang apabila menginfakkan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, di antara keduanya secara wajar.” (QS. Al-Furqan: 67)
6. Tidak menyekutukan Allah Subhanahu wa Ta’ala
Siapa pun yang ingin mendapat kehormatan sebagai hamba Allah Ta’ala yang terbaik, haram bagi dirinya untuk menyekutukan Allah dalam bentuk apa pun.
Allah berfirman,

وَالَّذِيْنَ لَا يَدْعُوْنَ مَعَ اللّٰهِ اِلٰهًا اٰخَرَ
“Dan orang-orang yang tidak menyekutukan Allah dengan sembahan lain.” (QS. Al-Furqan: 68)

7. Tidak menumpahkan darah yang diharamkan Allah
Menumpahkan darah adalah perkara yang besar. Risikonya berat. Mereka yang mendapat keutamaan sebagai ibadurrahman sangat hati-hati dalam persoalan menumpahkan darah yang diharamkan Allah Ta’ala. Darah orang yang diharamkan oleh Allah untuk ditumpahkan, hanya boleh ditumpahkan dengan cara yang sesuai dengan syariat Islam, seperti hukuman qishash.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

وَلَا يَقْتُلُوْنَ النَّفْسَ الَّتِيْ حَرَّمَ اللّٰهُ اِلَّا بِالْحَقِّ  

“Dan tidak membunuh orang yang diharamkan Allah kecuali dengan (alasan) yang benar.” (QS. Al-Furqan: 68)

8. Sungguh-sungguh menjauhi zina
Zina merupakan dosa besar. Dapat mengantarkan seseorang pada kekafiran. Karakter hamba Allah yang terbaik adalah menjauhi segala bentuk pintu kekufuran. Termasuk perbuatan zina.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

وَلَا يَزْنُوْنَۚ  

“Dan tidak berzina.” (QS. Al-Furqan: 68)

9. Hamba Allah menjauhi kebatilan dalam perkataan dan perbuatan
Hamba yang dicintai dan dikasihi Allah Subhanahu wa ta’ala memiliki karakter selalu menjaga lisan. Tidak memberikan kesaksian palsu. Tidak berdusta. Menjauhi forum-forum kemungkaran. Menolak ajakan keburukan dengan kebaikan.

Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,

وَالَّذِيْنَ لَا يَشْهَدُوْنَ الزُّوْرَۙوَالَّذِيْنَ لَا يَشْهَدُوْنَ الزُّوْرَۙ وَاِذَا مَرُّوْا بِاللَّغْوِ    مَرُّوْا كِرَامًا

“Dan orang-orang yang tidak memberikan kesaksian palsu, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka berlalu dengan menjaga kehormatan dirinya.” (QS. Al-Furqan: 72)

10. Hamba Allah selalu tunduk pada Syariat Islam
Tugas utama seorang hamba adalah beribadah, menyembah Allah Subhanahu wa ta’ala. Seluruh bentuk dan tata cara beribadah telah terangkum dalam sebuah konsep panduan hidup yang kita kenal dengan syariat Islam.
Maka, karakter hamba Allah Ta’ala yang terbaik adalah selalu tunduk terhadap seruan dari al-Quran dan hadits yang menjadi sumber pokok syariat Islam.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

وَالَّذِيْنَ اِذَا ذُكِّرُوْا بِاٰيٰتِ رَبِّهِمْ لَمْ يَخِرُّوْا عَلَيْهَا صُمًّا وَّعُمْيَانًا

“Dan orang-orang yang apabila diberi peringatan dengan ayat-ayat Rabb mereka, mereka tidak bersikap sebagai orang-orang yang tuli dan buta.” (QS. Al-Furqan: 72)

11. Hamba Allah peduli terhadap kebaikan bersama
Hamba yang dicintai dan dikasihi Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah sosok yang memiliki jiwa sosial yang tinggi. Saling berbagi. Peduli dengan sesama dalam suka dan duka. Berbahagia jika saudara seiman bahagia, bersedih jika saudara seiman bersedih.
Seorang yang berkarakter terbaik sangat gemar membantu sesama. Sangat memperhatikan saudara. Mereka saling mendoakan.

وَالَّذِيْنَ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ اَزْوَاجِنَا وَذُرِّيّٰتِنَا قُرَّةَ اَعْيُنٍ وَّاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ اِمَامًا

“Dan orang-orang yang berkata, ‘Wahai Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.’” (QS. Al-Furqan: 74)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‌خَيْرُ ‌النَّاسِ ‌أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak memberi manfaat bagi orang lain.” (HR. Al-Qadha’i dalam kitab Musnad asy-Syihab No. 1234. Hadis hasan)

Muslimah, memang tidak mudah menjadi hamba yang dicintai dan dikasihi Allah Subhanahu wa ta’ala. Untuk mewujudkannya perlu perjuangan dan pengorbanan. Maka, di sisa-sisa usia kita ini, mari bersama-sama semangat berusaha meraih kemuliaan dari Allah subhanahu wa ta’ala sebagai hamba yang dicintai, dikasihi, dan diridhai-Nya. Aamiin.

Wallahu A'lam

Agar Mendapat Rahmat Dari Allah

Rahmat (kasih sayang) Allah begitu luas dan meliputi segala sesuatu. “Sesungguhnya rahmat-Ku lebih mengalahkan kemurkaan-Ku.” (HR. Bukhari no. 6855 dan Muslim no. 2751) hadits tersebut menjelaskan bahwa rahmat Allah Ta’ala lebih dahulu ada dan lebih luas daripada murka-Nya. Serta rahmat-Nya yang meliputi segala sesuatu telah Allah jelaskan dalam Al-Qur’an.


Allah berfirman:

 ۞ وَٱكْتُبْ لَنَا فِى هَٰذِهِ ٱلدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى ٱلْءَاخِرَةِ إِنَّا هُدْنَآ إِلَيْكَ ۚ قَالَ عَذَابِىٓ أُصِيبُ بِهِۦ مَنْ أَشَآءُ ۖ وَرَحْمَتِى وَسِعَتْ كُلَّ شَىْءٍ ۚ فَسَأَكْتُبُهَا لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ وَيُؤْتُونَ ٱلزَّكَوٰةَ وَٱلَّذِينَ هُم بِـَٔايَٰتِنَا يُؤْمِنُونَ 

waktub lana fī hāżihid-dun-yā ḥasanataw wa fil-ākhirati innā hudnā ilaīk, qāla 'ażābī uṣību bihī man asyā`, wa raḥmatī wasi'at kulla syaī`, fa sa`aktubuhā lillażīna yattaqụna wa yu`tụnaz-zakāta wallażīna hum bi`āyātinā yu`minụn 
156. Dan tetapkanlah untuk kami kebajikan di dunia ini dan di akhirat; sesungguhnya kami kembali (bertaubat) kepada Engkau. Allah berfirman: "Siksa-Ku akan Kutimpakan kepada siapa yang Aku kehendaki dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Maka akan Aku tetapkan rahmat-Ku untuk orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami".
(QS. Al A’raf: 156)

Cara agar kita mendapat rahmat Allah sesungguhnya telah Allah jelaskan pula di dalam Al-Qur’an,

 إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَٱلَّذِينَ هَاجَرُوا۟ وَجَٰهَدُوا۟ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ أُو۟لَٰٓئِكَ يَرْجُونَ رَحْمَتَ ٱللَّهِ ۚ وَٱللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ 

innallażīna āmanụ wallażīna hājarụ wa jāhadụ fī sabīlillāhi ulā`ika yarjụna raḥmatallāh, wallāhu gafụrur raḥīm
218. Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Baqarah:218)

Dari ayat diatas disebutkan orang yang beriman. Seseorang dapat dikatakan sebagai mukmin (orang yang beriman) sempurna apabila memenuhi tiga unsur, yakni:

Pertama - Memiliki Keyakinan yang mantap disertai pembenaran di dalam hati (Imannya Hati) Mengucapkan hal-hal yang berkaitan dengan kesaksian dan pembenaran dari apa yang diyakini dalam hati (Iman dengan lisan) Melakukan ketaatan dan menjauhkan diri dari semua yang dilarang oleh Allah SWT, sebagai bukti dari iman yang ada di hati dan di lisan (Iman dengan anggota badan)

Dan yang kedua - orang-orang yang termasuk mengharap rahmat Allah adalah orang yang berhijrah. Hijrah kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala asalnya adalah hijrah hati, untuk memurnikan penghambaan dirinya kepada Allah. Dalam Qur’an Surat Ad-Dzariyaat ayat 50, Allah berfirman:

 فَفِرُّوٓا۟ إِلَى ٱللَّهِ ۖ إِنِّى لَكُم مِّنْهُ نَذِيرٌ مُّبِينٌ 

fa firrū ilallāh, innī lakum min-hu nażīrum mubīn
50. Maka segeralah kembali kepada (mentaati) Allah. Sesungguhnya aku seorang pemberi peringatan yang nyata dari Allah untukmu.

Seorang muhajir (orang yang berhijrah) dapat dilihat dari sikapnya yang menjauhi segala sesuatu yang telah dilarang oleh Allah SWT. Sebagaimana dalam Hadits Riwayat Bukhari disebutkan bahwa, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Seorang muslim adalah yang muslim yang lain selamat dari gangguan dari lidah dan tangannya, serta muhajir sesungguhnya adalah yang menjauhi apa yang Allah larang.”

Kemudian yang ketiga, - orang-orang yang akan mendapat/mengharapkan rahmat Allah adalah orang yang berjihad di jalan Allah. Rasulullah bersabda: “…mujahid sesungguhnya adalah orang yang melawan hawa nafsunya untuk taat kepada allah…” (HR. Ahmad). Adapun melawan hawa nafsu yaitu dengan belajar Agama Islam (dengan benar), lalu mengamalkannya, kemudian mengajarkannya.

Semoga kita tergolong hamba-hamba yang selalu mengharapkan rahmat dari-Nya. Aamiin.

daftar Surah dalam Al quran

®️ Daftar Surah dalam Alquran beserta jumlah ayat:



NOMOR 
NAMA SURAH
JUMLAH AYAT
1
7
2
286
3
200
4
176
5
120
6
165
7
206
8
75
9
129
10
109
11
123
12
111
13
43
14
52
15
99
16
128
17
111
18
110
19
98
20
135
21
112
22
78
23
118
24
64
25
77
26
227
27
93
28
88
29
69
30
60
31
34
32
30
33
73
34
54
35
45
36
83
37
182
38
88
39
75
40
85
41
54
42
53
43
89
44
59
45
37
46
35
47
38
48
29
49
18
50
45
51
60
52
49
53
62
54
55
55
78
56
96
57
29
58
22
59
24
60
13
61
14
62
11
63
11
64
18
65
12
66
12
67
30
68
52
69
52
70
44
71
28
72
28
73
20
74
56
75
40
76
31
77
50
78
40
79
46
80
42
81
29
82
19
83
36
84
25
85
22
86
17
87
19
88
26
89
30
90
20
91
15
92
21
93
11
94
8
95
8
96
19
97
5
98
8
99
8
100
11
101
11
102
8
103
3
104
9
105
5
106
4
107
7
108
3
109
6
110
3
111
5
112
4
113
5
114
6
T O T AL
6236