KATA AL-QUR'AN TENTANG USIA


1. Semakin bertambah usia semakin lemah tangan menggenggam .... Karena allah sedang mendidik kita agar melepaskan cinta dunia.

مَن كَانَ يُرِيدُ ٱلْحَيَوٰةَ ٱلدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَٰلَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ

mang kāna yurīdul-ḥayātad-dun-yā wa zīnatahā nuwaffi ilaihim a'mālahum fīhā wa hum fīhā lā yubkhasụn
15. Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. (Qs.Hud: 15)

أُو۟لَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِى ٱلْءَاخِرَةِ إِلَّا ٱلنَّارُ ۖ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا۟ فِيهَا وَبَٰطِلٌ مَّا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ

ulā`ikalladīna laisa lahum fil-ākhirati illan-nāru wa ḥabiṭa mā ṣana'ụ fīhā wa bāṭilum mā kānụ ya'malụn
16. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan. (Qs.Hud: 16).

2. Semakin bertambah usia semakin kabur mata kita ... Karena allah sedang mencerahkan mata hati untuk melihat akhirat.

وَمَن كَانَ فِى هَٰذِهِۦٓ أَعْمَىٰ فَهُوَ فِى ٱلْءَاخِرَةِ أَعْمَىٰ وَأَضَلُّ سَبِيلًا

wa mang kāna fī hāżihī a'mā fa huwa fil-ākhirati a'mā wa aḍallu sabīlā
72. Dan barangsiapa yang buta (hatinya) di dunia ini, niscaya di akhirat (nanti) ia akan lebih buta (pula) dan lebih tersesat dari jalan (yang benar). (Qs.Al isra:72)

3. Semakin bertambah usia semakin sensitif perasaan kita... Karena allah sedang mengajarkan bahwa pautan hati dengan makhluk senantiasa menghampakan , namun hati yang berpaut kepada allah tiada pernah mengecewakan.

۞ وَمَن يُسْلِمْ وَجْهَهُۥٓ إِلَى ٱللَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ فَقَدِ ٱسْتَمْسَكَ بِٱلْعُرْوَةِ ٱلْوُثْقَىٰ ۗ وَإِلَى ٱللَّهِ عَٰقِبَةُ ٱلْأُمُورِ

wa may yuslim waj-hahū ilallāhi wa huwa muḥsinun fa qadistamsaka bil-'urwatil-wuṡqā, wa ilallāhi 'āqibatul-umụr
22. Dan barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia orang yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang kokoh. Dan hanya kepada Allah-lah kesudahan segala urusan. (Qs.Al lukman : 22)

4. Semakin bertambah usia semakin gugur gigi² kita.... Karena allah sedang mengingatkan bahwa suatu hari kita akan gugur kedalam tanah selamanya.

وَمَا كَانَ لِنَفْسٍ أَن تَمُوتَ إِلَّا بِإِذْنِ ٱللَّهِ كِتَٰبًا مُّؤَجَّلًا ۗ وَمَن يُرِدْ ثَوَابَ ٱلدُّنْيَا نُؤْتِهِۦ مِنْهَا وَمَن يُرِدْ ثَوَابَ ٱلْءَاخِرَةِ نُؤْتِهِۦ مِنْهَا ۚ وَسَنَجْزِى ٱلشَّٰكِرِينَ

wa mā kāna linafsin an tamụta illā bi`iżnillāhi kitābam mu`ajjalā, wa may yurid ṡawābad-dun-yā nu`tihī min-hā, wa may yurid ṡawābal-ākhirati nu`tihī min-hā, wa sanajzisy-syākirīn
145. Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Barang siapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barang siapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat itu. Dan kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.(Qs.Al imran :145)

5. Semakin bertambah usia semakin ditarik nikmat kekuatan tulang sendi kita .... Karena allah sedang mengingatkan bahwa tak lama lagi nyawanya akan diambil.

أَيْنَمَا تَكُونُوا۟ يُدْرِككُّمُ ٱلْمَوْتُ وَلَوْ كُنتُمْ فِى بُرُوجٍ مُّشَيَّدَةٍ ۗ وَإِن تُصِبْهُمْ حَسَنَةٌ يَقُولُوا۟ هَٰذِهِۦ مِنْ عِندِ ٱللَّهِ ۖ وَإِن تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ يَقُولُوا۟ هَٰذِهِۦ مِنْ عِندِكَ ۚ قُلْ كُلٌّ مِّنْ عِندِ ٱللَّهِ ۖ فَمَالِ هَٰٓؤُلَآءِ ٱلْقَوْمِ لَا يَكَادُونَ يَفْقَهُونَ حَدِيثًا

aina mā takụnụ yudrikkumul-mautu walau kuntum fī burụjim musyayyadah, wa in tuṣib-hum ḥasanatuy yaqụlụ hāżihī min 'indillāh, wa in tuṣib-hum sayyi`atuy yaqụlụ hāżihī min 'indik, qul kullum min 'indillāh, fa māli hā`ulā`il-qaumi lā yakādụna yafqahụna ḥadīṡā
78. Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan: "Ini adalah dari sisi Allah", dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan: "Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)". Katakanlah: "Semuanya (datang) dari sisi Allah". Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikitpun? (Qs.An nisa: 78)

6. Semakin bertambah usia semakin putih rambut kita ... Karena allah mengingatkan kain kafan yang putih.

كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ ٱلْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ ۖ فَمَن زُحْزِحَ عَنِ ٱلنَّارِ وَأُدْخِلَ ٱلْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَآ إِلَّا مَتَٰعُ ٱلْغُرُورِ

kullu nafsin żā`iqatul maụt, wa innamā tuwaffauna ujụrakum yaumal-qiyāmah, fa man zuḥziḥa 'anin-nāri wa udkhilal-jannata fa qad fāz, wa mal-ḥayātud-dun-yā illā matā'ul-gurụr
185. Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan (Qs. Ali imran :185)

7. Begitu juga hati kita ... Semakin bertambah usia semakin sepi dan ingin bersendirian , karena allah sedang mendidik kita untuk melepaskan cinta manusia dan dunia...

وَمَا ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَآ إِلَّا لَعِبٌ وَلَهْوٌ ۖ وَلَلدَّارُ ٱلْءَاخِرَةُ خَيْرٌ لِّلَّذِينَ يَتَّقُونَ ۗ أَفَلَا تَعْقِلُونَ

wa mal-ḥayātud-dun-yā illā la'ibuw wa lahw, wa lad-dārul-ākhiratu khairul lillażīna yattaqụn, a fa lā ta'qilụn
32. Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya? (Qs. Al-An'am : 32)

Rahmat Allah yang Berkelanjutan dan Terputus

Rahmat Allah SWT yang Berkelanjutan dan Terputus


Rahmat Allah SWT adalah bentuk kasih sayang Allah sebagai Sang Pencipta (Khalik) kepada yang Dia cipta (makhluk). Dia begitu luas terbentang bagi seluruh makhluk di dalam dunia.

Bahkan, Allah SWT menegaskan kepada Nabi Muhammad SAW untuk mengatakan kepada orang-orang Yahudi yang berdusta bahwa rahmat-Nya begitu luas:

 فَإِن كَذَّبُوكَ فَقُل رَّبُّكُمْ ذُو رَحْمَةٍ وَٰسِعَةٍ وَلَا يُرَدُّ بَأْسُهُۥ عَنِ ٱلْقَوْمِ ٱلْمُجْرِمِينَ 

fa ing każżabụka fa qur rabbukum żụ raḥmatiw wāsi'ah, wa lā yuraddu ba`suhụ 'anil-qaumil-mujrimīn 
147. Maka jika mereka mendustakan kamu, katakanlah: "Tuhanmu mempunyai rahmat yang luas; dan siksa-Nya tidak dapat ditolak dari kaum yang berdosa". (Surat al An’am: 147).

Sifat luas tersebut terbentang bagi seluruh makhluk, terlebih bagi manusia. Manusia merupakan sebaik-baik makhluk ciptaan Allah, dia memiliki keistimewaan berupa akal sebagai penimbang dalam melangkah kepada yang bajik ataukah batil.

Rahmat Allah bagi manusia berupa rezeki dan kemaslahatan hidup di dalam dunia, seluruhnya mendapatkan rahmat-Nya, tak terkecuali bagi orang-orang yang tidak beriman kepada-Nya.

Hanya, dari sekian rahmat-Nya, ada yang bersifat terputus dan ada pula yang berkelanjutan.

Muhammad Ali ash-Shabuni dalam kitab Shafwatut Tafaasir memaparkan dua kata akan sifat rahmat Allah dalam surat al-Fatihah, yakni ar-Rahman dan ar-Rahiim.
Ar-Rahman yang berarti zat yang memiliki rahmat yang agung yang bisa saja terputus sedangkan ar-Rahiim bermakna zat yang memiliki rahmat yang kekal selamanya dan berkelanjutan.

Dan, Khattabi menambahkan, ar-Rahman, yakni zat yang memiliki rahmat yang luas yang terbentang bagi seluruh makhluk dalam hal rezeki dan kemaslahatan hidup mereka dan kata ini mencakup seluruh umat, baik mukmin maupun kafir. Sedangkan, ar-Rahiim hanya spesifik untuk umat mukmin semata.

 هُوَ ٱلَّذِى يُصَلِّى عَلَيْكُمْ وَمَلَٰٓئِكَتُهُۥ لِيُخْرِجَكُم مِّنَ ٱلظُّلُمَٰتِ إِلَى ٱلنُّورِ ۚ وَكَانَ بِٱلْمُؤْمِنِينَ رَحِيمًا 

huwallażī yuṣallī 'alaikum wa malā`ikatuhụ liyukhrijakum minaẓ-ẓulumāti ilan-nụr, wa kāna bil-mu`minīna raḥīmā 
43. Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman. (QS al-Ahzab : 43).

Sifat rahmat Allah yang lain adalah dekat. Kedekatan di sini memiliki hukum kausalitas, yakni yang mendekati akan didekati. Allah mendekati siapa pun yang mendekati-Nya.

Jarak tempuh kita dalam mendekati Allah memengaruhi jarak tempuh Allah mendekati kita. Saat kita mendekati-Nya sejengkal, Allah akan membalas dengan sehasta. Saat sehasta, Allah mendekati kita sedepa dan seterusnya.

Mendekati rahmat Allah tergolong mudah, cukup dengan menebar kebaikan bagi orang lain, kita sudah mampu menggapai rahmat-Nya yang bersifat dekat. Kebaikan adalah wujud manifestasi keimanan kita kepada Allah SWT.

Keduanya harus berjalan selaras karena apatah arti keimanan yang kuat tanpa kita imbangi dengan kebaikan, begitu juga kebaikan tanpa keimanan, akan bersifat sia-sia.

Allah SWT berfirman:

 وَلَا تُفْسِدُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ بَعْدَ إِصْلَٰحِهَا وَٱدْعُوهُ خَوْفًا وَطَمَعًا ۚ إِنَّ رَحْمَتَ ٱللَّهِ قَرِيبٌ مِّنَ ٱلْمُحْسِنِينَ 

wa lā tufsidụ fil-arḍi ba'da iṣlāḥihā wad'ụhu khaufaw wa ṭama'ā, inna raḥmatallāhi qarībum minal-muḥsinīn
56. Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. (QS al-A'raf : 56).

Rasulullah SAW juga mempertegas dalam haditsnya:

ارْحَمُوا مَنْ فِي الأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ
''Sayangilah siapa pun yang ada di bumi maka akan menyayangimu zat yang ada di langit.'

Menjemput Rezeki Sejak Pagi Hari

Mengapa Kita Harus Menjemput Rezeki Sejak Pagi Hari? Ini Penjelasannya


Waktu pagi adalah waktu yang penuh berkah. Udara masih segar dan tubuh yang telah istirahat ketika malam kini menjadi fit kembali. Alangkah ruginya jika keadaan yang sangat baik seperti ini kita gunakan tidur lagi setelah shalat subuh. Maka, jangan turuti nafsu untuk bermalas-malasan dan bersembunyi di balik selimut lagi bila kita ingin mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.

Berkaitan dengan hal ini, ada sebuah hadits yang perlu untuk kita renungkan, yakni dari Shakhr bin Wada’ah r.a., ia berkata bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda:
Ya Allah, berkahilah umatku di pagi harinya.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi)
Dalam hadits yang diceritakan oleh Shakhr bin Wada’ah r.a. tersebut betapa jelas bahwa Rasulullah Saw. berdoa agar umatnya diberikan berkah pada waktu pagi hari.


Tahukan Anda siapakah Shakhr bin Wada’ah r.a.? Dia adalah seorang pedagang yang biasa mengirimkan barang dagangannya di pagi hari, sehingga dia menjadi kaya dan banyak harta. Berarti, Shakhr bin Wada’ah adalah orang yang bisa menyambut keberkahan Allah Swt. karena doa Rasululllah Saw. untuk umatnya di pagi hari.

Memang berat untuk tidak tergoda dengan hangatnya selimut, bantal, dan kasur yang empuk di pagi hari, apalagi suasana pagi yang dingin. Akan tetapi, bagi orang yang mempunyai keinginan yang kuat untuk medapatkan keberkahan dari Allah Swt. dengan banyak rezeki, tentu godaan itu dapat diatasi dengan baik. Apalagi kalau sudah terbiasa untuk tidak tidur setelah shalat subuh. Sungguh, badan akan terasa lebih sehat, pikiran lebih segar, dan hati lebih tenang serta bahagia. Oleh karena itu, setelah shalat subuh, janganlah tidur kembali apabila kita ingin mendapatkan keberkahan dari Allah Swt.

Berkaitan dengan tidur setelah shalat subuh ini, Ibnul Qayyim al-Jauziyah berpendapat bahwa di antara tidur yang tidak disukai menurut orang-orang yang saleh ialah tidur di antara shalat subuh dan terbit matahari, karena ini merupakan waktu untuk memperoleh hasil bagi perjalanan ruhani. Pada saat itu terdapat keistimewaan besar, sehingga seadainya mereka melakukan perjalanan (kegiatan) semalam suntuk pun, belum tentu dapat menandinginya.

Apa yang disampaikan oleh Ibnul Qayyim al-Jauziyah tersebut senada dengan pendapat Ibnu Hajar al-‘Asqalani, ulama ahli hadits dari Mesir yang salah satu kitab terkenalnya adalah Fath al-Bari (Kemenangan Sang Pencipta).

Dalam kitab yang merupakan syarah kitab shahihnya Imam Bukhari dan disepakati oleh para ulama sebagai kitab penjelasan yang paling detail yang pernah dibuat tersebut, Ibnu Hajar Al-‘Asqalani mengatakan:
Sesungguhnya dikhususkan waktu pagi dengan keberkahan karena waktu pagi adalah waktu (untuk melakukan) kegiatan.”

Bagi para ulama, suasana pagi yang tenang adalah waktu yang paling baik untuk mendalami suatu ilmu. Pada saat yang seperti ini kemampuan seseorang untuk memahami sebuah ilmu bisa lebih meningkat. Hal ini bisa terjadi karena konsentrasi terhadap ilmu pun lebih mudah untuk dilakukan. Ada seorang ulama yang yang mampu menulis sebanyak empat puluh halaman setiap hari selama empat puluh tahun terakhir masa usianya, yakni Ibnu Jarir ath-Thabari,

Ternyata beliau melakukan murajaah (menghafal) akan ilmu dan ide-ide yang akan dituangkan dalam tulisannya di awal-awal subuh. Ini merupakan bukti bahwa waktu pagi memang penuh dengan keberkahan.

Rasulullah Saw. bersabda: “Seusai shalat fajar (subuh) janganlah kamu tidur sehingga melalaikan kamu untuk mencari rezeki.” (HR. Thabrani)

Janganlah kamu tidur, begitu sabda Rasulullah Saw. untuk kita, seusai shalat subuh. Setelah shalat subuh berjamaah di masjid, kita bisa duduk di ruang tamu untuk membaca Al-Qur’an. Setelah itu, membuka seluruh jendela dan membersihkan rumah. Atau, memulai segala aktivitas yang perlu untuk kita lakukan di pagi hari.

Berkenaan dengan mengisi waktu setelah shalat subuh ini, dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Muslim disampaikan:

Peliharalah waktu itu dengan mengisinya melalui tilawah Al-Qur’an satu juz dalam satu hari, berdzikir atau menghafal. Inilah yang dilakukan Rasulullah Saw. selesai menunaikan shalat subuh, bahwa beliau duduk di tempat shalatnya hingga terbit matahari.”

Dalam riwayat yang lain, Rasulullah Saw. pernah bersabda bahwa waktu subuh adalah masa di mana para malaikat malam naik ke langit dan digantikan oleh malaikat siang. Betapa indahnya jika pada waktu pergantian tersebut seseorang dalam keadaan melakukan ketaatan kepada Allah Swt.

Ada sebuah amalan yang sangat besar fadhilahnya apabila dilakukan seseorang dalam rangka memanfaatkan waktu di pagi hari ini. Hal ini dapat kita ketahui dari sebuah hadits, yakni dari Anas bin Malik r.a., ia berkata bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda:

Barangsiapa shalat fajar (shalat subuh) berjamaah di masjid, kemudian tetap duduk berdzikir mengingat Allah, hingga terbit matahari lalu shalat dua rakaat (shalat dhuha), maka seakan-akan ia mendapatkan pahala haji dan umrah dengan sempurna, sempurna, dan sempurna.” (HR. Tirmidzi)

Lihatlah betapa besar pahala orang shalat subuh dengan berjamaah di masjid, kemudian tetap duduk untuk berdzikir hingga terbit matahari, lantas dilanjutkan dengan shalat dhuha, seakan ia mendapatkan pahala haji dan umrah dengan sempurna.

Betapa besar pahalanya. Bisakah kita mengamalkanya, Kalau tidak bisa setiap hari, setidaknya seminggu sekali ketika kita libur dan tidak harus berangkat bekerja pagi-pagi.

Bangunlah pagi hari untuk mencari rezeki dan kebutuhan-kebutuhanmu. Sesungguhnya pada pagi hari terdapat barakah dan keberuntungan.” (HR. Thabrani dan Al-Bazzar).

wallahu a'lam

Bacaan sholawat Jibril lengkap dengan artinya serta manfaatnya

Bacaan dan manfaat sholawat Jibril

Bacaan sholawat Jibril

Sholawat Jibril termasuk sholawat Nabi yang terpendek namun memiliki keistimewaan yang luar biasa.

Memiliki rezeki yang melimpah menjadi dambaan setiap orang. Banyak hal yang dapat dilakukan seseorang untuk mendapatkan rezeki. Namun, yang perlu digarisbawahi makna rezeki itu sendiri bukan hanya berupa materi melainkan juga bisa berupa kesehatan, ketenangan, kenyamanan dan hal lainnya. Rezeki tidak akan datang dengan sendirinya, maka dari itu harus diiringi dengan doa dan usaha.

Berdoa bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja. Namun, bagi umat muslim waktu terbaik untuk memanjatkan doa yaitu pada saat menjalankan ibadah wajib sholat lima waktu. Selain amalan wajib, umat muslim juga diperintahkan menjalankan amalan sunnah yang berarti amalan yang dikerjakan mendapat pahala, namun jika ditinggalkan tidak berdosa.

Salah satu amalan sunnah yang memiliki pahala melimpah adalah bersholawat. Sholawat dalam bahasa Arab memiliki arti seruan kepada Allah. Membaca sholawat memiliki maksud mendoakan, memuji dan memohonkan berkah kepada Allah SWT untuk nabi. Sholawat diserukan bukan hanya oleh umat muslim tetapi juga Allah dan para malaikat. Sebagaimana terdapat firman Allah SWT dalam Surah Al-Ahzab ayat 56:

 إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَٰٓئِكَتَهُۥ يُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِىِّ ۚ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ صَلُّوا۟ عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا۟ تَسْلِيمًا >

innallāha wa malā`ikatahụ yuṣallụna 'alan-nabiyy, yā ayyuhallażīna āmanụ ṣallụ 'alaihi wa sallimụ taslīmā
56. Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.

Sebelum menjalankan aktivitas sehari-hari, bagi umat muslim dianjurkan untuk memanjatkan doa, berdzikir dan bersholawat terlebih dahulu agar kegiatan yang dijalankan dapat berjalan dengan lancar. Salah satu sholawat yang dianjurkan Allah SWT di pagi hari yaitu sholawat Jibril. Sholawat Jibril ini termasuk sholawat Nabi yang terpendek namun memiliki keistimewaan yang luar biasa. Banyak ulama yang mengamalkan sholawat Jibril ini karena dapat membuka pintu rezeki dari segala arah.

Untuk mengetahui lebih mendalam mengenai sholawat Jibril, berikut brilio.net telah merangkum bacaan sholawat Jibril dan manfaat, lengkap dengan artinya dari berbagai sumber.

Bacaan sholawat Jibril.

صَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّد صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم

"Shallallaahu ‘ala Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam."
Artinya:
"(Ya Allah) berikanlah tambahan rahmat-Mu kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad."

Melafalkan sholawat Jibril baiknya dilakukan setelah shalawat dhuha sebanyak 313 kali atau 1.000 kali selama 7 hari. Semakin sering umat muslim bersholawat maka semakin banyak berkah yang didapat. Namun, hal tersebut disesuaikan dengan kemampuan masing-masing. Perlu diperhatikan bahwa dalam mengamalkan sholawat Jibril ini bukan tergantung dari jumlahnya, melainkan konsistensi. Bila umat muslim mengamalkan dengan istiqomah, manfaatnya akan lebih terasa daripada dibaca dalam jumlah banyak namun tidak istiqomah.

Dalam sebuah hadis HR. Ahmad dijelaskan:
"Barang siapa yang berselawat kepadaku satu kali, maka Allah akan berselawat kepadanya sebanyak sepuluh kali, serta menghapus sepuluh kejelekannya."

Manfaat sholawat Jibril.
Tak hanya membuka pintu rezeki, dalam Kitab Afdholus Sholawat Jibril juga dijelaskan beberapa keutamaan lainnya, di antaranya:

1. Dibukakan 70 pintu rahmat.
Imam Asy-Sya’rani telah berkata: Telah bersabda Nabi shollallohu alaihi wasallam: "Barang siapa yang membaca sholawat ini, akan dibukakan ke atas dirinya tujuh puluh pintu dari rahmat, dan Allah akan meletakkan kecintaan-Nya pada kalbu-kalbu manusia. Tiada yang menjadi marah kepadanya melainkan orang yang memiliki kemunafikan di dalam kalbunya."

2. Dicintai Allah dan Rasul.
Ulama besar As-Sakhawi Asy-Syafi'i berkata: "Aku telah mendengar Al-Khidir dan Ilyas, dan mereka berdua telah berkata, 'Kami telah mendengar Rasulullah shollallohu alaihi wasallam bersabda: 'Tiadalah seorang yang beriman mengucapkan, 'Semoga Allah melimpahkan sholawat ke atas Muhammad', melainkan akan dijadikan manusia mencintainya, walaupun mereka sedang membencinya. Demi Allah, tiadalah mereka mencintainya sehingga Allah mencintainya."

3. Memperoleh salam dan sambutan dari para malaikat saat ajal menjelang.
Jika umat muslim mengucapkan Sholawat Jibril minimal 3 kali setiap selesai sholat fardhu, maka kelak dirinya akan memperoleh salam dan sambutan dari para malaikat saat ajal menjelang.

4. Mendapat salam dan kebahagiaan Rasulullah SAW.
Bagi umat muslim yang istiqomah melafalkan sholawat ini sampai dapat merasakan kenikmatan dan kelembutan dari sholawat ini, kelak dirinya akan mendapatkan salam Rasulullah SAW di alam barzah.

5. Mendapat keselamatan lahir dan batin.
Barangsiapa membaca sholawat Jibril sebanyak 300.000 kali dalam satu minggu (dimulai pada hari Sabtu setelah sholat ashar), niscaya Allah akan menurunkan keselamatan baginya lahir dan batin.

Sholawat nariyah beserta keistimewaannya

Bacaan sholawat nariyah beserta keistimewaannya, mudah dihafalkan


Sholawat merupakan bentuk cinta seorang muslim kepada Rasulullah. Sholawat dibaca untuk memuji Nabi Muhammad sekaligus menjadi sebuah doa kepada Allah. Membaca sholawat dengan sesering mungkin akan membantu setiap hamba untuk lebih dekat dan senantiasa mengingat akan kebesaran Allah.

Segala bentuk sholawat yang dilantunkan oleh umat Islam akan membuatnya dicintai oleh Nabi Muhammad. Pada dasarnya tujuan kita membaca sholawat adalah agar di akhirat nanti kita mendapatkan syafaat Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam.

Dalam suatu hadits Rasulullah bersabda:
"Apabila salah satu diantara kamu (manusia) membaca sholawat, sebaiknya diawali dengan mengagungkan nama Allah ta'ala dan memujinya, setelah itu barulah membaca sholawat kepada nabi, setelah itu barulah dapat berdoa sesuai doa yang dinginkan." (HR.Ahmad, Abu dawud dan tirmidzi)

Doa nabi merupakan syafaat, dan semua ulama telah sepakat bahwa doa nabi tidak akan ditolak oleh Allah SWT. Selain itu, ada pula hadist nabi tentang shalawat. Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersabda:

"Janganlah kalian menjadikan rumah-rumah kalian kuburan dan janganlah kalian menjadikan kuburanku sebagai tempat perayaan, bersholawatlah kepadaku karena sesungguhnya ucapan sholawat kalian akan sampai kepadaku di manapun kalian berada." (H.R. Abu Daud No. 2044 dengan Sanad Hasan)

Salah satu sholawat yang paling sering dibaca oleh umat muslim adalah sholawat nariyah. Sholawat ini disusun oleh ulama bernama Syekh Nariyah. Beliau menciptakan sholawat ini sebagai salah satu bentuk pujian kepada Allah.

Hukum bersholawat ada di dalam Alquran surat Al Ahzab ayat 56, bahkan tak hanya manusia Allah SWT dan para Malaikatnya pun bersholawat.

Innallaha wamalaaikatahu yusholluuna alannabi yaa ayyuhalladzina aamanu shollu alaihi wasallimuu tasliima
Artinya:
"Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya."

Bacaan Sholawat Nariyah, Arab, Latin dan Artinya

اللَّهُمَّ صَلِّ صَلاَةً كَامِلَةً وَسَلِّمْ سَلاَماً تَامّاً عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الَّذِيْ تَنْحَلُّ بِهِ الْعُقَدُ وَتَنْفَرِجُ بِهِ الْكُرَبُ، وَتُقْضَى بِهِ الْحَوَائِجُ، وَتُنَالُ بِهِ الرَّغَائِبُ وَحُسْنُ الْخَوَاتِمِ، وَيُسْتَسْقَى الْغَمَامُ بِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ، فِيْ كُلِّ لَمْحَةٍ وَنَفَسٍ بِعَدَدِ كُلِّ مَعْلُوْمٍ لَكَ

"Allahumma sholli sholaatan kaamilatan Wa sallim salaaman taaman ‘ala sayyidinaa Muhammadin Alladzi tanhallu bihil 'uqadu, wa tanfariju bihil kurabu." "Wa tuqdhaa bihil hawaa'iju Wa tunaalu bihir raghaa'ibu wa husnul khawaatimi wa yustasqal ghomaamu bi wajhihil kariimi, wa 'alaa aalihi, wa shahbihi 'adada kulli ma'luumin laka."
Artinya:
"Ya Allah, berikanlah sholawat yang sempurna dan salam yang sempurna kepada junjunganku Baginda Nabi Muhammad yang dengannya terlepas dari ikatan (kesusahan) dan dibebaskan dari kesulitan." "Dan dengannya juga ditunaikan hajat dan diperoleh segala keinginan dan kematian yang baik, serta memberi siraman (kebahagiaan) kepada orang yang sedih dengan wajahnya yang mulia, juga kepada keluarganya, para shahabatnya, dengan seluruh ilmu yang Engkau miliki."

Keistimewaan Sholawat Nariyah
  1. Apabila sholawat nariyah dibaca 11 kali pada setiap hari, maka Allah akan memudahkan rizqinya dan diangkat derajatnya di mata manusia lainnya.
  2. Membaca sholawat nariyah 31 kali pada setiap selesai sholat subuh, maka Allah akan memudahkan segala macam urusannya dalam setiap usahanya.
  3. Jika sholawat nariyah dibaca 90 kali pada setiap hari oleh seorang muslim maka Allah akan mengangkat kedudukannya, dimudahkan rizkinya, dijauhkan dari segala penyakit, dibukakan pintu kebijakan, sehingga semua orang akan menaruh rasa senang kepadanya.
  4. Allah akan mengabulkan hajat seorang muslim dan akan menjauhkannya dari marabahaya yang besar, apabila membaca sholawat sebanyak 300 kali di dalam suatu majelis (secara bersama-sama).
  5. Allah akan memudahkan urusan seorang umat muslim jika ia rajin membaca sholawat sebanyak 31 kali setelah melaksanakan sholat subuh.
  6. Dengan membaca sholawat sebanyak 11 kali maka Allah akan mempermudah rezeki seseorang tersebut dan menjauhkannya dari kesulitan.
  7. Allah akan mengangkat derajat seorang muslim yang senantiasa bersholawat kepada Nabi. Jika seorang itu rutin membacanya 1 kali dalam sehari, maka Allah akan bersholawat kepadanya sepuluh kali lipat. Dari Anas bin Malik, bahwa Rasulullah bersabda:
    "Barangsiapa yang bersholawat kepadaku sekali, maka Allah akan bersholawat kepadanya 10 kali sholawat, dihapuskan darinya 10 kesalahan, dan ditinggikan baginya 10 derajat." (HR. An-Nasa’i).

Barangsiapa umat muslim yang gemar bersholawat kepada Rasulullah maka Rasulullah akan memintakan ampun umatnya tersebut saat di alam barzakh kelak. Diriwayatkan juga Rasulullah di alam barzakh mendengar bacaan shalawat dan salam dan dia akan menjawabnya sesuai jawaban yang terkait dari salam dan shalawat tadi.

Seperti tersebut dalam hadits, beliau bersabda:

"Hidupku, juga matiku, lebih baik dari kalian. Kalian membicarakan dan juga dibicarakan, amal­ kalian disampaikan kepadaku, jika saya tahu amal itu baik, aku memuji Allah, tetapi kalau buruk aku mintakan ampun kepada Allah." (Hadits riwayat al-Hafizh Ismail al­Qadhi, dalam bab Sholawat ‘ala an-Nary)

Sholawat Nabi yang Mudah Dihafal

7 Macam Sholawat Nabi yang Mudah Dihafal dan Diamalkan Sehari-hari oleh Umat Muslim

Sholawat Nabi yang Mudah Dihafal
Membacakan sholawat kepada Nabi Muhammad SAW adalah perintah Allah SWT bagi umat Islam. Pasalnya, Allat SWT sendiri bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW.

Membaca dan melantunkan sholawat nabi bagi umat muslim dipercaya akan mendapatkan syafaat dari Nabi Muhammad di Hari Kiamat Kelak. Sholawat juga menjadi refleksi kecintaan dan penghormatan umat Muslim terhadap Nabi Muhammad SAW. Hal ini disampaikan dalam QS Al-Ahzaab ayat 56.

إِنَّٱللَّهَوَمَلَٰٓئِكَتَهُۥيُصَلُّونَعَلَىٱلنَّبِىِّۚيَٰٓأَيُّهَاٱلَّذِينَءَامَنُوا۟صَلُّوا۟عَلَيْهِوَسَلِّمُوا۟تَسْلِيمًا

Innallāha wa malā`ikatahụ yuṣallụna ‘alan-nabiyy, yā ayyuhallażīna āmanụ ṣallụ ‘alaihi wa sallimụ taslīmā
Artinya:
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya berselawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, berselawat-lah kamu untuk Nabi dan ucapkan-lah salam penghormatan kepadanya.” (QS Al-Ahzaab ayat 56)

Secara harfiah, selawat berasal dari kata ‘shola‘ yang berarti doa, keberkahan, kemuliaan, kesejahteraan, dan ibadah. Selawat berarti bentuk doa dan pujian untuk Nabi sebagai salah satu bentuk ibadah kepada Allah SWT.

Ada bermacam-macam bacaan sholawat yang dikenal umat muslim. Berikut macam-macam sholawat yang mudah dilantunkan umat muslim dalam keadaan dan kondisi apapun:

1. Sholawat Ibrahimiyah

للَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ صَلَّيْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اَللَّهُمَّ باَرِكْ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ باَرَكْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

Allohumma solli ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa sollaita ‘alaa aali ibroohim, wa baarik ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa baarokta ‘alaa aali ibroohim, fil ‘aalamiina innaka hamiidummajiid
Artinya:
“Limpahkanlah keberkahan kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah melimpahkan keberkahan kepada Ibrahim dan kepada keluarga Ibrahim. Di seluruh alam semesta, sesungguhnya Engkau adalah Maha Terpuji lagi Maha Agung.”

2. Sholawat Nariyah

اللَّهُمَّ صَلِّ صَلاَةً كَامِلَةً وَسَلِّمْ سَلاَمًا تَامًّا عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الَّذِيْ تُنْحَلُ بِهَ الْعُقَدُ وَتَنْفَرِجُ بِهِ الْكُرَبُ وَتُقْضَى بِهِ الْحَوَائِجُ وَتُنَالُ بِهِ الرَّغَائِبُ وَحُسْنُ الْخَوَاتِيْمِ وَيُسْتَسْقَى الْغَمَامُ بِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ وَعَلىَ آلِهِ وَصَحْبِهِ عَدَدَ كُلِّ مَعْلُوْمٍ لَكَ

Allahumma shollì sholaatan kaamìlatan Wa sallìm salaaman taaman ‘ala sayyìdìnaa Muhammadìn Alladzì tanhallu bìhìl ‘uqadu, wa tanfarìju bìhìl kurabu Wa tuqdhaa bìhìl hawaa’ìju Wa tunaalu bìhìr raghaa’ìbu wa husnul khawaatìmì wa yustasqal ghomaamu bì wajhìhìl karììmì, wa ‘alaa aalìhì, wa shahbìhì ‘adada kullì ma’luumìn laka
Artinya:
“Ya Allah, berikanlah sholawat yang sempurna dan salam yang sempurna kepada junjunganku Baginda Nabi Muhammad yang dengannya terlepas dari ikatan (kesusahan) dan dibebaskan dari kesulitan. Dan dengannya juga ditunaikan hajat dan diperoleh segala keinginan dan kematian yang baik, serta memberi siraman (kebahagiaan) kepada orang yang sedih dengan wajahnya yang mulia, juga kepada keluarganya, para sahabatnya, dengan seluruh ilmu yang Engkau miliki.”

3. Sholawat Munjiyat

اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلاَةٌ تُنْجِيْنَا بِهَا مِنْ جَمِيْعِ الْاَهْوَالِ وَالْاٰفَاتِ وَتَقْضِيْ لَنَابِهَاجَمِيعَ الْحَاجَاتِ وَتُطَهِّرُنَابِهَا مِنْ جَمِيْعِ السَيِّئَاتِ وَتَرْفَعُنَابِهَا عِنْدَكَ اَعْلَى الدَّرَجَاتِ وَتُبَلِّغُنَابِهَا اَقْصَى الْغَايَاتِ مِنْ جَمِيْعِ الْخَيْرَاتِ فِى الْحَيَاةِ وَبَعْدَ الْمَمَاتِ

Allahumma sholli ‘alaa sayyidinaa Muhammadin sholaatan tunjiinaa bihaa min jamii’il-ahwaali wal-aafaati wa taqdhii lanaa bihaa jamii’al-haajaati wa tuthahirunaa bihaa min jamii’is-sayyi’aati wa tarfa’unaa bihaa ‘indaka a’lad-darajaati wa tuballigunaa bihaa aqshal-gaayaati min jamii’il-khairaati fil-hayaati wa ba’dal-mamaati
Artinya:
“Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad Saw yang melaluinya Engkau akan menyelamatkan kami dari semua keadaan yang menakutkan dan membahayakan, dengan rahmat itu Engkau akan mendatangkan semua hajat kami dan membersihkan semua keburukan kami, mengangkat kami pada derajat tertinggi , menyampaikan kami pada puncak tujuan, dari semua kebaikan di waktu hidup dan sesudah mati.“

4. Sholawat Nuril Anwar

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى نُورِ الأَنْوَارِ. وَسِرِّ الأَسِرَارِ. وَتِرْيَاقِ الأَغْيَارِ. وَمِفْتَاحِ بَابِ الْنَسَارِ. سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُخْتَارِ. وَآلِهِ الأَطْهَارِ. وَأَصْحَابِهِ الأَخْيَارِ. عَدَد نِعَمِ الله وَأِفْضَالِهِ.

Allahumma Shalli ‘Alaa Nuuril Anwaari Wasirril Asraari, Watiryaaqil Aghyaari Wamiftaahi Baabil Yasaari, Sayyidinaa Wamaulaana Muhammadinil Muhtaari Wa Aalihil Ath Haari Wa Ash Haabihil Ahyaari ‘Adada Ni’amillaahi Wa Ifdhaalih.
Artinya:
“Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada cahaya dari segala cahaya, belakang layar dari segenap rahasia, penawar sedih dan kebingungan, pembuka pintu kemudahan, yakni junjungan kami, Nabi Muhammad saw. yang terpilih, keluarganya yang suci, dan para sahabatnya yang mulia sebanyak hitungan nikmat Yang Mahakuasa dan karunia-Nya”.

5. Sholawat Al-fatih

اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ اَلْفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ وَالْخَاتِمِ لِماَ سَبَقَ وَالنَّاصِرِ الْحَقَّ بِالْحَقِّ وَالْهَادِى إِلٰى صِرَاطِكَ الْمُسْـتَقِيْمِ. صَلَّى اللّٰـهُ عَلَيْهِ وَعَلٰى أٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ الْعَظِيْمِ.

Allaahumma shalli wa sallim wa baarik ‘alaa sayyidinaa Muhammadinil Faatihi limaa ughliqa, wal khaatimi limaa sabaqa, wan naashiril haqqaa bil haqqi, wal haadii ilaa shiraatin mustaqiim. Shallallaahu ‘alayhi, wa ‘alaa aalihii, wa ashhaabihii haqqa qadrihii wa miqdaarihil ‘azhiim.
Artinya:
“Ya Allah limpahkanlah rahmat dan keselamatan serta berkah kepada nabi Muhammad saw, sebagai pemuka sesuatu yang terkunci, dan penutup sesuatu (para nabi) yang terdahulu, dialah penolong yang benar dengan membawa kebenaran serta petunjuk menuju jalan-Mu yang lurus. Semoga Alloh melimpahkan rahmat-Nya kepada keluarga dan para sahabatnya dengan sebenar-benarnya dengan pangkat dan kedudukan yang agung.”

6. Sholawat Ummy

اَللَّــهُمَّ صَلِّ عَـلـٰى سَـيِّـدِنَـا مُحَمَّدٍ عَبْدِكَ وَنَـبِـيِّكَ وَرَسُوْلِكَ نَبِى الْأُمِّـى وَعَــلـٰى أَلِـهِ وَصَحْبِهِ وَسِلِّـمْ

Allahumma sholli’alaa sayyidinaa muhammadin abdika wanabiyyika wa Rosuulika Nabil Ummy wa a’laa alihi wa shohbihi wasillam
Artinya:
“Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad saw, sebagai hamba, Nabi, dan utusan-Mu yang Ummy (tidak bisa membaca dan menulis) beserta keluarga dan sahabatnya dengan salam yang sesungguhnya“.

7. Sholawat Syifa

اَللّٰـهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ طِبِّ الْقُلُوْبِ وَدَوَائِهَا وَصِحَّةَ اْلأَبْدَانِ وَعَافِـــيَــتِهَا وَنُوْرِ اْلأَبْصَارِ وَضِيَائِهَا وَعَلٰى أٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمْ.

Allahumma sholli ‘alaa sayyidinaa muhammad thibbil quluubi wa da waa-iha wa ‘aafiyatil abdaani wa syifaa-iha wa nuuril abshoori wa di yaa-ihaa wa ‘alaa alihi wa shohbihi wa sallim
Artinya:
“Ya Allah, limpahkanlah rahmat, kepada junjungan kita bnabi Muhammad saw yang menjadi dokter semua hati dan obatnya, yang menjadi sehat semua badan dan kesejahteraannya, yang menjadi cahaya semua hati dan kemuliaannya. Dan semoga rahmat terlimpah kepada segenap keluarga beliau dan kepada para sahabat-sahabatnya, serta limpahkanlah salam dan kesejahteraan kepada mereka semua“.

Isi Kandungan Surah Al-Insyirah, Yakinlah di Balik Kesulitan Pasti Ada Kemudahan

Surah Al-Insyirah yang berarti 'Kelapangan'

merupakan surah Makkiyah yang terdiri dari 8 ayat dan merupakan surah ke 94 dalam Al-Qur'an.

Berikut lafal Surah Al-Insyirah:

https://goo.gl/q4GzhP

Alam nasyrah laka shadrak (1), wa wadha'naa 'angka wizrak (2) alladzii angkadha dzahrak (3) wa rafa'naa laka dzikrak (4) fa inna ma'al 'usri yusraa (5) inna ma'al 'usri yusraa (6) fa idzaa faraghta fanshab (7) wa ilaa rabbika farghab (8)

Artinya: "Bukankah kami telah melapangkan dadamu (Muhammad)? (1) Dan kami pun telah menurunkan bebanmu darimu (2) Yang memberatkan punggungmu (3) dan Kami tinggikan sebutan (nama)mu bagimu (4) Maka sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan (5) Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (6) Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain) (7) dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap (8)." (QS. Al-Insyirah: 1-8).

Surah Al-Insyirah terkandung banyak pelajaran yang bisa kita hayati. Dalam surah tersebut Allah telah melapangkan dada Nabi Muhammad saw dari perasaan susah, gelisah, cemas, dan lain sebagainya. Hal itu karena Rasulullah saw saat berdakwah harus berhadapan dengan sifat keras kepala kaumnya.

Beban berat yang diemban Nabi Muhammad saw kemudian diringankan oleh Allah Swt sehingga ia bisa menjalankan tugasnya untuk berdakwah kepada manusia.

Selanjutnya pada ayat ke 5 dan ke 6, Allah menegaskan bahwa di balik sebuah kesulitan pasti ada kemudahan. Pernyataan yang diungkapkan Allah sampai dua kali tersebut membuktikan bahwa Allah Swt hanya akan membebani hambanya sesuai dengan kemampuannya.

Akan tetapi, kita manusia tidak boleh bermalas-malasan dan hanya menunggu keajaiban datang. Kita harus selalu tekun berusaha dan penuh kesabaran dalam melewati suatu kesulitan.

Selain itu, kita diperintahkan agar setelah selesai mengerjakan suatu amal perbuatan, segera mengerjakan amal perbuatan lainnya. Amal yang kita kerjakan itu tentu tidak hanya urusan-urusan ibadah belaka melainkan juga muamalah.

Terakhir, Surah Al-Insyirah mengingatkan kepada kita bahwa satu-satunya tempat untuk memohon hanyalah Allah semata. Kita tidak boleh berharap segala sesuatu selain kepada-Nya.

Wallahu a'lam.

Doa Nabi yang diabadikan dalam Al Quran

Beberapa Doa Para Nabi yang diabadikan dalam Al Quran

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5-QCBQtXEPD3ffgQRfw98InXDnFQVPy79MrBRnZLdvV24iXjLaDhdK7MgKgYklhyphenhyphenUPHvs-GkdN9_8oh4kmcDyR_XQxn2fvrE5KUnLW5zDvaMjbmimFmh5hixv_GzfxKO3qzVGEnCS2An5/s0/doa+para+nabi.webp

1. Doa Nabi Adam

قَالَا رَبَّنَا ظَلَمْنَآ أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ ٱلْخَٰسِرِينَ

qālā rabbanā ẓalamnā anfusana wa il lam tagfir lanā wa tar-ḥamnā lanakụnanna minal-khāsirīn
23. Keduanya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi. (QS Al-A’raf, 23).

2. Doa Nabi Nuh

قَالَ رَبِّ إِنِّىٓ أَعُوذُ بِكَ أَنْ أَسْـَٔلَكَ مَا لَيْسَ لِى بِهِۦ عِلْمٌ ۖ وَإِلَّا تَغْفِرْ لِى وَتَرْحَمْنِىٓ أَكُن مِّنَ ٱلْخَٰسِرِينَ

qāla rabbi innī a'ụ؟u bika an as`alaka mā laisa lī bihī 'ilm, wa illā tagfir lī wa tar-ḥamnī akum minal-khāsirīn
47. Nuh berkata: Ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari memohon kepada Engkau sesuatu yang aku tiada mengetahui (hakekat)nya. Dan sekiranya Engkau tidak memberi ampun kepadaku, dan (tidak) menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku akan termasuk orang-orang yang merugi". (QS Hud, 47)

وَقُل رَّبِّ أَنزِلْنِى مُنزَلًا مُّبَارَكًا وَأَنتَ خَيْرُ ٱلْمُنزِلِينَ

wa qur rabbi anzilnī munzalam mubārakaw wa anta khairul-munzilīn
29. Dan berdoalah: Ya Tuhanku, tempatkanlah aku pada tempat yang diberkati, dan Engkau adalah sebaik-baik Yang memberi tempat". (QS Al-Mu’minun, 29)

رَّبِّ ٱغْفِرْ لِى وَلِوَٰلِدَىَّ وَلِمَن دَخَلَ بَيْتِىَ مُؤْمِنًا وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَٱلْمُؤْمِنَٰتِ وَلَا تَزِدِ ٱلظَّٰلِمِينَ إِلَّا تَبَارًۢا

rabbigfir lī wa liwālidayya wa liman dakhala baitiya mu`minaw wa lil-mu`minīna wal-mu`mināt, wa lā tazidiẓ-ẓālimīna illā tabārā
28. Ya Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kebinasaan". (QS Nuh, 28)

3. Doa Nabi Ibrahim

وَإِذْ يَرْفَعُ إِبْرَٰهِۦمُ ٱلْقَوَاعِدَ مِنَ ٱلْبَيْتِ وَإِسْمَٰعِيلُ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّآ ۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْعَلِيمُ

wa iż yarfa'u ibrāhīmul-qawā'ida minal-baiti wa ismā'īl, rabbanā taqabbal minnā, innaka antas-samī'ul-'alīm
127. Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): "Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui". (QS Al-Baqarah, 127)

رَبَّنَا وَٱجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِن ذُرِّيَّتِنَآ أُمَّةً مُّسْلِمَةً لَّكَ وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَآ ۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلتَّوَّابُ ٱلرَّحِيمُ

rabbanā waj'alnā muslimaini laka wa min żurriyyatinā ummatam muslimatal laka wa arinā manāsikanā wa tub 'alainā, innaka antat-tawwābur-raḥīm
128. Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) diantara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (QS Al-Baqarah, 128)

4. Doa Nabi Hud

إِنِّى تَوَكَّلْتُ عَلَى ٱللَّهِ رَبِّى وَرَبِّكُم ۚ مَّا مِن دَآبَّةٍ إِلَّا هُوَ ءَاخِذٌۢ بِنَاصِيَتِهَآ ۚ إِنَّ رَبِّى عَلَىٰ صِرَٰطٍ مُّسْتَقِيمٍ

innī tawakkaltu 'alallāhi rabbī wa rabbikum, mā min dābbatin illā huwa ākhi؟um bināṣiyatihā, inna rabbī 'alā ṣirāṭim mustaqīm
56. Sesungguhnya aku bertawakkal kepada Allah Tuhanku dan Tuhanmu. Tidak ada suatu binatang melatapun melainkan Dialah yang memegang ubun-ubunnya. Sesungguhnya Tuhanku di atas jalan yang lurus". (QS Hud, 56)

5. Doa Nabi Luth

قَالَ رَبِّ ٱنصُرْنِى عَلَى ٱلْقَوْمِ ٱلْمُفْسِدِينَ

qāla rabbinṣurnī 'alal-qaumil-mufsidīn
30. Luth berdoa: "Ya Tuhanku, tolonglah aku (dengan menimpakan azab) atas kaum yang berbuat kerusakan itu". (QS Al-Ankabut 30)

6. Doa Nabi Yusuf

۞ رَبِّ قَدْ ءَاتَيْتَنِى مِنَ ٱلْمُلْكِ وَعَلَّمْتَنِى مِن تَأْوِيلِ ٱلْأَحَادِيثِ ۚ فَاطِرَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ أَنتَ وَلِىِّۦ فِى ٱلدُّنْيَا وَٱلْءَاخِرَةِ ۖ تَوَفَّنِى مُسْلِمًا وَأَلْحِقْنِى بِٱلصَّٰلِحِينَ

rabbi qad ātaitanī minal-mulki wa 'allamtanī min ta`wīlil-aḥādīṡ, fāṭiras-samāwāti wal-arḍ, anta waliyyī fid-dun-yā wal-ākhirah, tawaffanī muslimaw wa al-ḥiqnī biṣ-ṣāliḥīn
101. Ya Tuhanku, sesungguhnya Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebahagian kerajaan dan telah mengajarkan kepadaku sebahagian ta'bir mimpi. (Ya Tuhan) Pencipta langit dan bumi. Engkaulah Pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang saleh. (QS Yusuf 101)

7. Doa Nabi Syuaib

قَدِ ٱفْتَرَيْنَا عَلَى ٱللَّهِ كَذِبًا إِنْ عُدْنَا فِى مِلَّتِكُم بَعْدَ إِذْ نَجَّىٰنَا ٱللَّهُ مِنْهَا ۚ وَمَا يَكُونُ لَنَآ أَن نَّعُودَ فِيهَآ إِلَّآ أَن يَشَآءَ ٱللَّهُ رَبُّنَا ۚ وَسِعَ رَبُّنَا كُلَّ شَىْءٍ عِلْمًا ۚ عَلَى ٱللَّهِ تَوَكَّلْنَا ۚ رَبَّنَا ٱفْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَا بِٱلْحَقِّ وَأَنتَ خَيْرُ ٱلْفَٰتِحِينَ

qadiftarainā 'alallāhi każiban in 'udnā fī millatikum ba'da iż najjānallāhu min-hā, wa mā yakụnu lanā an na'ụda fīhā illā ay yasyā`allāhu rabbunā, wasi'a rabbunā kulla syai`in 'ilmā, 'alallāhi tawakkalnā, rabbanaftaḥ bainanā wa baina qauminā bil-ḥaqqi wa anta khairul-fātiḥīn
89. Sungguh kami mengada-adakan kebohongan yang benar terhadap Allah, jika kami kembali kepada agamamu, sesudah Allah melepaskan kami dari padanya. Dan tidaklah patut kami kembali kepadanya, kecuali jika Allah, Tuhan kami menghendaki(nya). Pengetahuan Tuhan kami meliputi segala sesuatu. Kepada Allah sajalah kami bertawakkal. Ya Tuhan kami, berilah keputusan antara kami dan kaum kami dengan hak (adil) dan Engkaulah Pemberi keputusan yang sebaik-baiknya. (QS Al-A’raf, 89)

8. Doa Nabi Musa

قَالَ رَبِّ ٱشْرَحْ لِى صَدْرِى

Qāla Rabbisyraḥ Lī Ṣadrī
25. Berkata Musa: "Ya Tuhanku, Lapangkanlah Untukku Dadaku, (QS Thaha, 25)

وَيَسِّرْ لِىٓ أَمْرِى

Wa Yassir Lī Amrī
26. Dan Mudahkanlah Untukku Urusanku, (QS Thaha, 26)

وَٱحْلُلْ عُقْدَةً مِّن لِّسَانِى

Waḥlul 'Uqdatam Mil Lisānī
27. Dan Lepaskanlah Kekakuan Dari Lidahku, (QS Thaha, 27)

يَفْقَهُوا۟ قَوْلِى

Yafqahụ Qaulī
28. Supaya Mereka Mengerti Perkataanku, (QS Thaha 28)
.

قَالَ رَبِّ إِنِّى ظَلَمْتُ نَفْسِى فَٱغْفِرْ لِى فَغَفَرَ لَهُۥٓ ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلْغَفُورُ ٱلرَّحِيمُ

qāla rabbi innī ẓalamtu nafsī fagfir lī fa gafara lah, innahụ huwal-gafụrur-raḥīm
16. Musa mendoa: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri karena itu ampunilah aku". Maka Allah mengampuninya, sesungguhnya Allah Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS Al-Qashash 16)

قَالَ رَبِّ بِمَآ أَنْعَمْتَ عَلَىَّ فَلَنْ أَكُونَ ظَهِيرًا لِّلْمُجْرِمِينَ

qāla rabbi bimā an'amta 'alayya fa lan akụna ẓahīral lil-mujrimīn
17. Musa berkata: "Ya Tuhanku, demi nikmat yang telah Engkau anugerahkan kepadaku, aku sekali-kali tiada akan menjadi penolong bagi orang-orang yang berdosa". (QS Al-Qashash 17)

9. Doa Nabi Ayyub

فَتَبَسَّمَ ضَاحِكًا مِّن قَوْلِهَا وَقَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِىٓ أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ ٱلَّتِىٓ أَنْعَمْتَ عَلَىَّ وَعَلَىٰ وَٰلِدَىَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَٰلِحًا تَرْضَىٰهُ وَأَدْخِلْنِى بِرَحْمَتِكَ فِى عِبَادِكَ ٱلصَّٰلِحِينَ

fa tabassama ḍāḥikam ming qaulihā wa qāla rabbi auzi'nī an asykura ni'matakallatī an'amta 'alayya wa 'alā wālidayya wa an a'mala ṣāliḥan tarḍāhu wa adkhilnī biraḥmatika fī 'ibādikaṣ-ṣāliḥīn
19. maka dia tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dan dia berdoa: "Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh". (QS Al-Naml, 19)

10. Doa Nabi Yunus

وَذَا ٱلنُّونِ إِذ ذَّهَبَ مُغَٰضِبًا فَظَنَّ أَن لَّن نَّقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادَىٰ فِى ٱلظُّلُمَٰتِ أَن لَّآ إِلَٰهَ إِلَّآ أَنتَ سُبْحَٰنَكَ إِنِّى كُنتُ مِنَ ٱلظَّٰلِمِينَ

wa żan-nụni iż żahaba mugāḍiban fa ẓanna al lan naqdira 'alaihi fa nādā fiẓ-ẓulumāti al lā ilāha illā anta sub-ḥānaka innī kuntu minaẓ-ẓālimīn
87. Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap: "Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim". (QS Al-Anbiya’ 87)

11. Doa Nabi Zakaria

هُنَالِكَ دَعَا زَكَرِيَّا رَبَّهُۥ ۖ قَالَ رَبِّ هَبْ لِى مِن لَّدُنكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً ۖ إِنَّكَ سَمِيعُ ٱلدُّعَآءِ

hunālika da'ā zakariyyā rabbah, qāla rabbi hab lī mil ladungka żurriyyatan ṭayyibah, innaka samī'ud-du'ā`
38. Di sanalah Zakariya mendoa kepada Tuhannya seraya berkata: "Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa". (QS Ali Imran, 38)

12. Doa Nabi Ya’qub

قَالَ إِنَّمَآ أَشْكُوا۟ بَثِّى وَحُزْنِىٓ إِلَى ٱللَّهِ وَأَعْلَمُ مِنَ ٱللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ

qāla innamā asykụ baṡṡī wa ḥuznī ilallāhi wa a'lamu minallāhi mā lā ta'lamụn
86. Ya'qub menjawab: "Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku, dan aku mengetahui dari Allah apa yang kamu tiada mengetahuinya". (QS Yusuf, 86)

Bacaan Ayat Seribu Dinar

Bacaan Ayat Seribu Dinar Dalam Tulisan Arab, Latin dan Artinya

https://goo.gl/q4GzhP

Memang banyak sekali ayat-ayat dalam Alquran yang memiliki banyak keutamaan, salah satunya ayat seribu dinar. Ayat ini adalah bagian akhir ayat 2 dan seluruh ayat 3 dalam surat At Thalaq.

Dinamakan ayat seribu dinar adalah karena khasiat ayat seribu dinar yang konon jika dibaca akan memudahkan kita dalam mencari rezeki.

Berikut ini adalah Bunyi ayat seribu dinar:

وَمَن يَتَّقِ ٱللَّهَ يَجۡعَل لَّهُ ۥ مَخۡرَجً۬ا (٢) وَيَرۡزُقۡهُ مِنۡ حَيۡثُ لَا يَحۡتَسِبُ‌ۚ وَمَن يَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسۡبُهُ ۥۤ‌ۚ إِنَّ ٱللَّهَ بَـٰلِغُ أَمۡرِهِۦ‌ۚ قَدۡ جَعَلَ ٱللَّهُ لِكُلِّ شَىۡءٍ۬ قَدۡرً۬ا (٣)

"Wa man yattaqillaaha yaj'al lahuu makhrojan, Wa yarzuqhu min haitsu laa yahtasibu, Wa man yatawakkal'alallaahi fahuwa hasbuhuu, Innallaaha baalighu amrihii, Qad ja'alallaahu likulli syai in qadran" (QS.ATH-THALAQ: 2-3)
Artinya:
“Dan barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya Rizki dari arah yang tidak dia duga. Dan barang siapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Dia mencukupinya. Sesungguhnya Allah akan mencapai urusanNya, sesungguhnya Allah telah mengadakan bagi tiap-tiap sesuatu ketentuan.”
Video bacaan ayat Seribu Dinar

Ayat seribu dinar dipercayai sebagian orang memiliki menfaat dan keutamaan terutama hal permudah kita untuk mencari rezeki.

Melansir dari akun Youtube Al-Bahjah TV pada video diunggah 26 September 2017 yang berjudul 'Apa Benar Ayat 1000 Dinar Memperbanyak Rezeki? Buya Yahya menjawab'.

Dalam isi video tersebut Buya Yahya menjawab sebuah pertanyaan yang diajukan seorang wanita lewat sambungan telpon.

Wanita tersebut mempertanyakan apa faedahnya ayat 100 Dinar.

Buya Yahya menjelaskan ada sebagian orang membuat istilah istilah seperti ayat 1000 dinar hingga orang membuat sholat orang bikin kaya raya.

'Sebenarnya membaca ayat suci Al Quran hendaknya karena Allah Subhanahu wa ta'ala' Jelas Buya

'Adapun yang dijadikan kita untuk dapatkan rezeki dan sebagainya memang ada, diriwayatkan oleh Nabi shallallahu alaihi wasallam ketakwaan, Kalau orang takwa nanti dibuka oleh Allah rizeki' Terangnya.

Dilanjutkan Buya Yahya memberikan himbaun kepada ulama untuk memberikan amalam harus karena Allah Subhanahu wa ta'ala.

'Kami himbau kepada para ustad kalau memberikan amalan kepada seseorang hendaknya dihadirkan kepada kesadaran untuk dekat kepada Allah, bukan langsung disebutkan dengan 1000 dinar atau uangnya' Terangnya

Kembali Buya menjelaskan jadi setiap baca jangan ingatnya 1000 dinar kalau baca zikir ingat Allah, kalau kau bertaqwa, dekat kepada Allah, Allah akan memberi rezekimu.

"Khasiatnya membaca ayat Al Quran ada banyak sekali bermacam-macam, pada dasarnya ayat Al Quran sama khasiatnya, yang membedakannya adalah ada kelebihan masing-masing" Jelas Buya Yahya